Profil Kais Saied, Presiden Tunisia yang Pecat Menteri Agama Setelah Puluhan Warga Meninggal dalam Ibadah Haji
loading...
A
A
A
Ahli hukum ini juga sempat menjadi anggota kelompok ahli dari Sekretariat Jenderal Liga Arab antara tahun 1989 dan 1990.
Dia juga menjabat sebagai ahli di Institut Arab untuk Hak Asasi Manusia dari tahun 1993 hingga 1995, dan anggota komite ahli yang bertanggung jawab untuk merevisi rancangan Konstitusi Tunisia pada tahun 2014.
Saied adalah salah satu kandidat pertama yang diumumkan pada pemilihan presiden Tunisia 2019. Ia mencalonkan diri sebagai seorang konservatif sosial independen untuk berusaha menarik pemilih muda.
Saied dilantik sebagai presiden Tunisia pada 23 Oktober 2019. Ia adalah presiden pertama yang lahir setelah negara tersebut memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1956.
Selama menjadi Presiden Tunisia, Saied sempat membebaskan perdana menteri dari tugasnya, mengambil alih kekuasaan eksekutif, memberhentikan Parlemen dan menutup kantor beberapa kantor berita asing di tahun 2021.
Keputusan tersebut dikecam oleh organisasi hak asasi manusia dan dianggap oleh beberapa media asing dan entitas politik Tunisia sebagai kudeta mandiri.
Kemudian di tahun 2022, Saied membubarkan Dewan Kehakiman Tertinggi, badan yang bertanggung jawab atas independensi peradilan.
Hal ini terjadi beberapa hari setelah keputusan negara tersebut membubarkan badan peradilan tertinggi yang menuai kecaman internasional.
Akibat keputusan Presiden tersebut, lebih dari dua ratus hakim dan pengacara berjubah hitam berdemonstrasi di luar pengadilan utama di ibu kota Tunisia pada Kamis, 10 Februari 2022.
Sejak kudeta mandiri, beberapa penangkapan terhadap politisi tingkat tinggi seperti mantan Perdana Menteri Ali Larayedh, mantan Perdana Menteri Hamadi Jebali dan mantan Presiden Moncef Marzouki dan banyak lagi telah dilakukan.
Dia juga menjabat sebagai ahli di Institut Arab untuk Hak Asasi Manusia dari tahun 1993 hingga 1995, dan anggota komite ahli yang bertanggung jawab untuk merevisi rancangan Konstitusi Tunisia pada tahun 2014.
Saied adalah salah satu kandidat pertama yang diumumkan pada pemilihan presiden Tunisia 2019. Ia mencalonkan diri sebagai seorang konservatif sosial independen untuk berusaha menarik pemilih muda.
Saied dilantik sebagai presiden Tunisia pada 23 Oktober 2019. Ia adalah presiden pertama yang lahir setelah negara tersebut memperoleh kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1956.
Selama menjadi Presiden Tunisia, Saied sempat membebaskan perdana menteri dari tugasnya, mengambil alih kekuasaan eksekutif, memberhentikan Parlemen dan menutup kantor beberapa kantor berita asing di tahun 2021.
Keputusan tersebut dikecam oleh organisasi hak asasi manusia dan dianggap oleh beberapa media asing dan entitas politik Tunisia sebagai kudeta mandiri.
Kemudian di tahun 2022, Saied membubarkan Dewan Kehakiman Tertinggi, badan yang bertanggung jawab atas independensi peradilan.
Hal ini terjadi beberapa hari setelah keputusan negara tersebut membubarkan badan peradilan tertinggi yang menuai kecaman internasional.
Akibat keputusan Presiden tersebut, lebih dari dua ratus hakim dan pengacara berjubah hitam berdemonstrasi di luar pengadilan utama di ibu kota Tunisia pada Kamis, 10 Februari 2022.
Sejak kudeta mandiri, beberapa penangkapan terhadap politisi tingkat tinggi seperti mantan Perdana Menteri Ali Larayedh, mantan Perdana Menteri Hamadi Jebali dan mantan Presiden Moncef Marzouki dan banyak lagi telah dilakukan.