Demonstran Irak Bakar Kantor Parlemen di Basra

Sabtu, 22 Agustus 2020 - 03:33 WIB
loading...
Demonstran Irak Bakar Kantor Parlemen di Basra
Para pengunjuk rasa di kota Basra, Irak selatan, membakar kantor parlemen. Foto/Ashraq Al-awsat
A A A
BASRA - Para pengunjuk rasa di kota Basra, Irak selatan, membakar kantor parlemen setempat pada hari Jumat. Aksi itu dilakukan ketika pasukan keamanan menembakkan peluru langsung ke udara untuk membubarkan mereka.

Disitir dari Reuters, Sabtu (22/8/2020), para pengunjuk rasa berkumpul untuk menuntut parlemen Irak memecat gubernur provinsi tersebut setelah dua aktivis tewas dan yang lainnya terluka dalam tiga serangan terpisah oleh orang-orang bersenjata tak dikenal pada pekan ini. Pasukan keamanan melepaskan tembakan ketika pengunjuk rasa melemparkan bom bensin.

Aktivis Reham Yacoub, yang memimpin beberapa aksi wanita di masa lalu, tewas pada hari Rabu dan tiga lainnya terluka ketika orang-orang bersenjata melepaskan tembakan ke mobil mereka.

Itu adalah insiden ketiga minggu ini di mana orang-orang bersenjata menargetkan seorang aktivis politik anti-pemerintah. Sebelumnya seorang aktivis terbunuh dan empat lainnya ditembaki mobilnya dalam insiden terpisah.

Gelombang kekerasan dimulai ketika aktivis Tahseen Osama dibunuh pekan lalu, memicu demonstrasi jalanan yang berlangsung selama tiga hari. Pasukan keamanan melepaskan tembakan langsung ke pengunjuk rasa yang melemparkan batu dan bom bensin ke rumah gubernur dan memblokir beberapa jalan utama.(Baca: Polisi Irak Gunakan Senapan Berburu untuk Tembaki Demonstran )

Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi, memecat polisi Basra dan kepala keamanan nasional pada hari Senin dan memerintahkan penyelidikan atas aksi kekerasan tersebut. Keputusan itu menenangkan para pengunjuk rasa sampai pembunuhan Yacoub membawa mereka kembali ke jalanan.

Kadhimi mulai menjabat pada bulan April, menjadi kepala pemerintahan Irak ketiga dalam periode 10 minggu yang kacau setelah berbulan-bulan protes mematikan di negara itu, yang telah dilemahkan oleh puluhan tahun sanksi, perang, korupsi dan tantangan ekonomi.(Baca: Trump: Pasukan Koalisi Tinggalkan Irak dalam 3 Tahun )
(ber)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0958 seconds (0.1#10.140)