Tragedi Teror di Sri Lanka, 3 Anak Miliarder Denmark Turut Tewas

Selasa, 23 April 2019 - 06:49 WIB
Tragedi Teror di Sri Lanka, 3 Anak Miliarder Denmark Turut Tewas
Tragedi Teror di Sri Lanka, 3 Anak Miliarder Denmark Turut Tewas
A A A
COLOMBO - Miliarder asal Denmark, Anders Holch Povlsen, pemilik tunggal ritel busana Bestseller telah kehilangan tiga dari empat anaknya dalam insiden pengeboman di Sri Lanka pada Minggu (21/4) yang menewaskan sedikitnya 290 orang. Kabar itu dibenarkan orang Bestseller, namun tidak diungkapkan nama tiga anak tersebut.

Bersama Anne Storm-Pedersen, Povlsen dikaruniai empat anak. Mereka tinggal di Aarhus, Denmark. Povlsen merupakan sosok yang terkenal di Eropa atas kesuksesannya di bidang bisnis. Sampai Agustus tahun lalu total kekayaan pria berusia 46 tahun tersebut diperkirakan mencapai USD6,7 miliar (Rp94 triliun).

Sehari sebelum tragedi, salah satu anak Povlsen, Alma, mengunggah foto liburan bersama Astrid, Agnes, dan Alfred di depan kolam renang. “Saya dapat mengonfirmasi tiga anak Povlsen meninggal dunia. Saat ini kami meminta agar mereka diberikan privasi,” kata Juru Bicara Bestseller, Jesper Stubkier, dikutip Dailymail.

Povlsen bertemu Anne saat dia masih bekerja sebagai sales di Bestseller. Mereka kini sedikitnya memiliki 11 perumahan mewah dan satu istana seluas 221.000 hektare. Atas hobinya itu, Povlsen dikenal sebagai juragan tanah Inggris yang melampaui Putra Bangsawan Atholl (144 hektare) dan Pangeran Wales (130 hektare).

Povlsen mulai memperluas propertinya sejak 12 tahun lalu setelah sukses mengakuisisi Glenfeshie, tanah seluas 42.000 hektare di Taman Nasional Cairngorms, senilai 7,9 juta poundsterling (Rp144 miliar). Sumber kekayaannya tidak hanya berasal dari Bestseller, tapi juga Jack & Jones, Vero Moda, dan asos.com.

Pemerintah Sri Lanka menuduh kelompok Jamaah Tauhid Nasional (National Thowheed Jamaath/NTJ) sebagai dalang di balik pengeboman itu. Mereka diduga memperoleh bantuan internasional. Sejumlah barang bukti telah disita dari sebuah kamar hotel yang diduga digunakan tersangka sebelum serangan.

Tujuh tersangka bom bunuh diri menyerang tiga hotel bintang lima dan tiga tempat ibadah umat Kristen di sejumlah titik selama malam Paskah. Komisaris Tinggi Sri Lanka untuk Inggris Manisha Gunsekera mengatakan, sebanyak 32 warga asing telah masuk dalam daftar korban tewas, termasuk delapan dari Inggris. Sisanya diduga berasal dari Belanda, Turki, Australia, dan Portugal. Data pada Senin (22/4/2019), jumlah korban meninggal sudah mencapai 290 orang.

Angka terbaru ini telah dikonfirmasi kepolisian Sri Lanka. Pemerintah, seperti dikutip BBC, berencana untuk mengadakan pertemuan dewan keamanan untuk menilai tingkat ancaman di negara itu. Selain korban meninggal tercatat 290 orang, sekitar 500 orang lainnya juga menderita luka-luka.

“Kami tak menyangka serangan itu dilakukan sekelompok orang yang dikekang di negara ini. Kami yakin ada jaringan internasional yang membantu karena tanpa itu mereka tidak akan dapat melancarkan serangan,” kata Jubir Kabinet Rajitha Senaratne.

Serangkaian ledakan bom itu memaksa Pemerintah Sri Lanka mendeklarasikan perburuan tersangka pada Minggu malam dan menutup seluruh akses ke media sosial, termasuk Facebook dan WhatsApp. Aparat menangkap tujuh tersangka hingga memakan tiga korban dari pihak kepolisian saat melakukan penggerebekan.

Tragedi ini merupakan serangan teroris terburuk yang pernah terjadi di Sri Lanka sejak berakhirnya perang sipil pada 10 tahun silam. Seperti dilansir Reuters, jasad para korban dapat terlihat tergeletak di lantai, darah berceceran di bangku gereja, dan puing-puing atap yang antah berantah berserakan di mana-mana.

Sejauh ini tuduhan terhadap NJT tidak dapat diverifikasi. Namun, Sri Lanka sering terlibat konflik besar antarumat beragama. Umat Kristen mengaku sering mendapatkan intimidasi dari kelompok Buddha selama beberapa tahun terakhir. Begitu pun dengan kelompok minoritas muslim yang ditekan Buddha Sinhalese.

Perdana Menteri (PM) Sri Lanka Ranil Wickremesinghe tidak berkomentar mengenai hal ini. Namun, dia mengecam serangan tersebut, terlepas siapa pun pelakunya. Dia bahkan menyeru warga Sri Lanka agar bersatu padu dan memperkuat barisan. “Tolong hindari menyebarkan laporan hoaks dan spekulatif,” katanya.

Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena menerjunkan pasukan khusus gabungan kepolisian dan militer untuk menyelidiki pengeboman itu, juga mencari kemungkinan agenda berikutnya. Selain memburu tersangka, keamanan di titik-titik ramai dan rawan juga diperketat, termasuk di Bandara Internasional Colombo.

Berdasarkan data Aliansi Evangelis Kristiani Nasional Sri Lanka (NCEASL), Sri Lanka telah mengalami 86 peristiwa diskriminasi, ancaman, dan kekerasan terhadap umat Kristen pada tahun lalu. Sepanjang tahun ini NCEASL mencatat 26 insiden, termasuk saat biksu Buddha mengganggu ibadah mereka pada 25 Maret.

Di hadapan 70.000 orang di Basilika Kepausan Santo Petrus, Paus Fransiskus mengecam kekerasan itu. Dia menyerukan perdamaian, mendesak politisi agar berhenti melakukan perlombaan senjata, dan menyeru mereka menyambut para pengungsi yang kelaparan dan menghentikan pelanggaran hak asasi manusia.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5116 seconds (0.1#10.140)