Bomber dan Kelompok Bersenjata Serbu Kantor Kementerian di Kabul, 7 Tewas

Minggu, 21 April 2019 - 08:18 WIB
Bomber dan Kelompok Bersenjata Serbu Kantor Kementerian di Kabul, 7 Tewas
Bomber dan Kelompok Bersenjata Serbu Kantor Kementerian di Kabul, 7 Tewas
A A A
KABUL - Pembom bunuh diri (bomber) dan sekelompok orang bersenjata menyerbu sebuah kantor pemerintah di bagian tersibuk dari Ibu Kota Kabul. Sedikitnya empat warga sipil dan tiga anggota pasukan keamanan Afghanistan tewas dalam pertempuran selama berjam-jam yang berakhir dengan tewasnya semua pelaku penyerangan.

Hingga saat ini tidak kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks kantor Kementerian Telekomunikasi, serangan besar pertama di Ibu Kota Afgahnistan sejak awal Maret.

Namun foto-foto dari tempat kejadian, yang dirilis oleh para pejabat Afghanistan, menunjukkan mayat-mayat yang tersebar luas dari beberapa tersangka pelaku penyerangan di sebelah spanduk hitam-putih besar milik Negara Islam (ISIS).

Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan empat warga sipil dan tiga anggota pasukan keamanan tewas, bersama dengan empat penyerang. Setidaknya belasan orang dilaporkan terluka. Menteri telekomunikasi memberikan jumlah korban yang lebih tinggi untuk kematian warga sipil, dengan mengatakan setidaknya lima pegawai kementerian terbunuh.

Ratusan pekerja dievakuasi dengan aman dari gedung 18 lantai itu, bahkan ketika tembakan dan ledakan berlanjut.

Taliban mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya tidak memiliki hubungan dengan serangan itu, yang terjadi sehari setelah perundingan pertama kalinya antara berbagai pemimpin Afghanistan dan perwakilan Taliban di Doha, Ibu Kota Qatar yang telah dijadwalkan sebelumnya dibatalkan.

Di Kabul, pejabat keamanan mengatakan serangan itu dimulai dengan aksi bom bunuh diri, kemudian empat pria bersenjata memasuki kementerian, menggunakan kuil kecil untuk memanjat tembok yang menuju ke gedung kantor pusat kota.

Sementara pasukan keamanan dapat menyelamatkan ratusan pekerja kementerian, sementara yang lain terperangkap di dalam gedung selama berjam-jam saat pertempuran berlanjut di sekitar gedung.

Nasrullah Shahidani (28) mengatakan dia sedang bekerja di kantornya di lantai 13 kementerian ketika mendengar ledakan keras. Ia mengatakan dia dan beberapa rekannya bersembunyi di dalam ruangan dengan pintu baja selama beberapa jam sebelum menuruni tangga dan melarikan diri ke jalan.

"Kami bisa mendengar suara tembakan saat turun," kata Shahidani setelah berlindung beberapa blok jauhnya seperti dikutip dari New Zealand Herald, Minggu (21/4/2019).

Ketika suara tembakan dan ledakan berlanjut, kerabat pekerja kantor yang terperangkap berkerumun di luar barikade polisi. Salah satunya, Lal Mohammad Safari, yang berhasil berbicara lewat ponsel beberapa kali dengan putranya yang berada di dalam kementerian.

"Kami benar-benar khawatir. Ibunya menangis di rumah," kata Safari.

Bangunan ini terletak di dekat beberapa kementerian pemerintah lainnya, sebuah masjid besar, taman kota sepanjang blok dan hotel mewah Serena, yang telah dibentengi sejak menjadi sasaran beberapa serangan teroris selama dekade terakhir.

Kabul telah menjadi tempat lusinan serangan teroris yang mematikan, termasuk pemboman truk besar-besaran pada Mei 2017 di zona diplomatik dan bisnis yang menewaskan lebih dari 80 orang dan ratusan lainnya terluka.

Serangan terbaru di kota itu adalah pada 7 Maret lalu, ketika tiga orang tewas oleh tembakan roket dan belasan lainnya terluka pada pertemuan politik terbuka untuk memperingati kematian seorang pemimpin milisi etnis Hazara dan Syiah yang dibunuh oleh Taliban pada tahun 1995.

Serangan terbaru terjadi hanya lebih dari seminggu setelah Taliban mengumumkan peluncuran serangan musim semi tahunannya. Kelompok itu telah mengklaim serangan di provinsi-provinsi yang tersebar sejak saat itu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4441 seconds (0.1#10.140)