Pejabat AS Frustasi dengan Tuntutan Israel Berbagi Informasi Intelijen Lebih Banyak
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) merasa frustrasi dengan tuntutan Israel untuk memberikan informasi intelijen lebih banyak daripada yang telah dibagikan AS.
Kabar itu dilaporkan Washington Post pada Jumat (14/6/2024). Amerika Serikat telah memberikan rekaman pesawat nirawak, citra satelit, penyadapan komunikasi, dan bentuk informasi intelijen lainnya kepada Israel setelah serangan mendadak organisasi Palestina Hamas pada tanggal 7 Oktober, menurut laporan tersebut, mengutip pejabat intelijen AS dan Israel saat ini dan sebelumnya.
“Namun, pejabat Israel yakin Amerika Serikat belum memberikan informasi intelijen apa pun yang tidak dapat mereka kumpulkan sendiri,” ungkap laporan tersebut.
Pejabat AS memandang tuntutan Israel untuk informasi intelijen yang lebih baik didasarkan pada asumsi yang salah bahwa Amerika Serikat menyembunyikan beberapa informasi.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membatasi penggunaan informasi intelijen yang disediakan AS untuk menemukan sandera yang ditawan Hamas, tetapi beberapa anggota parlemen AS khawatir Israel dapat menggunakan data tersebut dalam serangan udara dan operasi militer lainnya.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel, yang mengakibatkan sekitar 1.100 personel militer dan warga sipil Israel tewas dan sekitar 240 orang diculik.
Serangan Hamas itu sebagai pembalasan atas ribuan penangkapan dan pembunuhan yang dilakukan pasukan Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Sekitar 120 sandera diyakini masih ditahan Hamas di daerah kantong Palestina tersebut, sekitar sepertiganya diperkirakan telah tewas.
Genosida Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 37.100 orang Palestina, menurut otoritas setempat. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Kabar itu dilaporkan Washington Post pada Jumat (14/6/2024). Amerika Serikat telah memberikan rekaman pesawat nirawak, citra satelit, penyadapan komunikasi, dan bentuk informasi intelijen lainnya kepada Israel setelah serangan mendadak organisasi Palestina Hamas pada tanggal 7 Oktober, menurut laporan tersebut, mengutip pejabat intelijen AS dan Israel saat ini dan sebelumnya.
“Namun, pejabat Israel yakin Amerika Serikat belum memberikan informasi intelijen apa pun yang tidak dapat mereka kumpulkan sendiri,” ungkap laporan tersebut.
Pejabat AS memandang tuntutan Israel untuk informasi intelijen yang lebih baik didasarkan pada asumsi yang salah bahwa Amerika Serikat menyembunyikan beberapa informasi.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membatasi penggunaan informasi intelijen yang disediakan AS untuk menemukan sandera yang ditawan Hamas, tetapi beberapa anggota parlemen AS khawatir Israel dapat menggunakan data tersebut dalam serangan udara dan operasi militer lainnya.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel, yang mengakibatkan sekitar 1.100 personel militer dan warga sipil Israel tewas dan sekitar 240 orang diculik.
Serangan Hamas itu sebagai pembalasan atas ribuan penangkapan dan pembunuhan yang dilakukan pasukan Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Sekitar 120 sandera diyakini masih ditahan Hamas di daerah kantong Palestina tersebut, sekitar sepertiganya diperkirakan telah tewas.
Genosida Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 37.100 orang Palestina, menurut otoritas setempat. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)