Kondominium Tokyo Baru Dibangun Akan Dihancurkan karena Merusak Pemandangan Gunung Fuji

Jum'at, 14 Juni 2024 - 09:38 WIB
loading...
Kondominium Tokyo Baru...
Kondominium 10 lantai di Tokyo yang baru dibangun akan dihancurkan karena merusak pemandangan indah Gunung Fuji. Foto/via Asahi
A A A
TOKYO - Pengembang besar Jepang, Sekisui House Ltd, mengatakan mereka akan menghancurkan sebuah kondominium yang hampir selesai dibangun di bagian barat Tokyo.

Musababnya, penduduk sekitar mengeluh bahwa bangunan yang baru dibangun itu telah menghalangi sebagian pemandangan Gunung Fuji.

Kondominium itu akan dirobohkan, hanya beberapa minggu sebelum diserahkan kepada pembeli.



Sekisui House, yang berbasis di Osaka, mengatakan pihaknya memutuskan untuk merobohkan kondominium 10 lantai dan 18 unit di Kunitachi, yang dibangun di sepanjang jalan yang terkenal dengan pemandangan puncak ikonik setinggi 3.776 meter."Karena kurangnya pertimbangan mengenai dampaknya terhadap pemandangannya," katanya.

Langkah yang jarang terjadi ini dilakukan meski pihak pengembang telah melakukan pertemuan dengan warga mengenai hal tersebut dan melakukan perubahan struktur dari rencana awal, seperti pengurangan jumlah lantai dari 11 dan penurunan ketinggian setiap lantai.

“Kami menyadari budaya (lokal) yang menghargai pemandangan, tapi kami gagal mempertimbangkannya secara memadai. Kami juga meminta maaf kepada pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak,” kata pihak perwakilan Sekisui House, dan berjanji akan berupaya mencegah terulangnya kejadian serupa.

Pembangunan kondominium yang berjarak sekitar 10 menit berjalan kaki dari Stasiun JR Kunitachi ini dimulai pada Januari 2023.

Sebagian besar unit terjual dengan harga sekitar 70 juta yen hingga 80 juta yen.

Sekisui House melaporkan kepada pemerintah kota Kunitachi perihal keputusannya untuk membatalkan proyek tersebut pada hari Selasa.

Perusahaan, seperti dikutip dari Japan Today, Jumat (14/6/2024), menyatakan akan membukukan biaya konstruksi dan biaya pembongkaran sebagai kerugian luar biasa.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1190 seconds (0.1#10.140)