5 Fakta Nuseirat, Tempat 274 Warga Palestina Dibantai Mengerikan oleh Israel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasukan Israel telah membantai 274 warga Palestina dalam serangan besar-besaran di Nuseirat, Jalur Gaza tengah, pada Sabtu pekan lalu. Pembantaian ini terjadi selama operasi pembebasan empat sandera yang ditawan Hamas.
Selain menyebabkan 274 orang meninggal, serangan kejam pasukan Zionis Israel juga menyebabkan lebih dari 700 orang lainnya terluka.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menginstruksikan Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour guna meminta sidang darurat Dewan Keamanan PBB terkait tindakan militer Israel tersebut.
5 Fakta Nuseirat, Tempat 274 Warga Palestina Dibantai Israel
Sebagaimana diketahui, Jalur Gaza setidaknya memiliki delapan kamp pengungsi. Di antaranya Rafah, Maghazi, Khan Younis, Jabalia, Deir El-Balah, Bureij, Beach camp, dan Nuseirat.
Setelah menargetkan Rafah beberapa waktu lalu, pasukan Zionis Israel menyerang Nuseirat. Berdalih membebaskan empat sandera, pasukan Zionis menyerang dan membantai ratusan warga Palestina kamp pengungsi tersebut.
Nuseirat berada di tengah Jalur Gaza, tepatnya di wilayah Gubernuran Deir al-Balah. Letak cukup dekat dengan beberapa kamp pengungsi lain seperti Bureij dan Maghazi.
Nuseirat dikenal sebagai salah satu kamp pengungsi yang sibuk dan ramai. Menurut UNRWA, namanya diambil dari identitas suku setempat.
Layaknya sebuah kamp pengungsi, Nuseirat adalah tempat penampungan para warga sipil yang terdampak konflik.
Dulunya, para pengungsi berasal dari distrik selatan Palestina. Mereka kabur dan melarikan diri setelah terjadi perang Arab-Israel tahun 1948.
Sebelum kamp ini berdiri, para pengungsi terdampar di bekas penjara militer Inggris yang lokasinya tak jauh dari kawasan tersebut.
Menurut data UNRWA, kamp Nuseirat menampung sekitar 85.409 pengungsi Palestina per Juli 2023. Terlepas dari keterbatasan fasilitas yang ada, mereka terus bertahan sambil berharap keadaan akan membaik.
Ada beberapa fasilitas sederhana yang tersedia di Nuseirat. Di antaranya kantor pemeliharaan dan sanitasi, kantor bantuan dan layanan sosial hingga dua unit pusat kesehatan.
Terdapat juga satu pusat distribusi makanan yang dikelola bersama kamp Bureij. Kemudian, ada 15 gedung sekolah yang beroperasi secara serbaguna.
Layaknya sebuah kamp pengungsi, kondisinya sederhana atau bahkan bisa dibilang lebih buruk. Terlebih, setelah Israel memblokade Gaza, warga yang bertahan di kamp ini kesulitan mencari nafkah dan hanya bergantung pada bantuan.
Beberapa masalah lain juga timbul di kamp Nuseirat. Misalnya, pemadaman listrik yang sering, pasokan air bersih terkontaminasi, kurang ketersediaan bahan bangunan, kepadatan penduduk tinggi, hingga angka kemiskinan dan pengangguran yang melesat.
Selama invasinya ke Gaza, pasukan Israel sering menjadikan kamp-kamp pengungsi Palestina sebagai target. Meski sudah memakan banyak korban sipil, militer Zionis terus berdalih bahwa tindakannya murni ditujukan untuk menumpas pasukan Hamas.
Terbaru, Nuseirat menjadi target. Pada misi pembebasan empat sandera, Israel menyerang kamp tersebut dari darat, laut, dan udara.
Selain menyebabkan 274 orang meninggal, serangan kejam pasukan Zionis Israel juga menyebabkan lebih dari 700 orang lainnya terluka.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah menginstruksikan Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour guna meminta sidang darurat Dewan Keamanan PBB terkait tindakan militer Israel tersebut.
5 Fakta Nuseirat, Tempat 274 Warga Palestina Dibantai Israel
1. Salah Satu Kamp Pengungsi Padat di Gaza
Sebagaimana diketahui, Jalur Gaza setidaknya memiliki delapan kamp pengungsi. Di antaranya Rafah, Maghazi, Khan Younis, Jabalia, Deir El-Balah, Bureij, Beach camp, dan Nuseirat.
Setelah menargetkan Rafah beberapa waktu lalu, pasukan Zionis Israel menyerang Nuseirat. Berdalih membebaskan empat sandera, pasukan Zionis menyerang dan membantai ratusan warga Palestina kamp pengungsi tersebut.
Nuseirat berada di tengah Jalur Gaza, tepatnya di wilayah Gubernuran Deir al-Balah. Letak cukup dekat dengan beberapa kamp pengungsi lain seperti Bureij dan Maghazi.
2. Namanya Diambil dari Suku Setempat
Nuseirat dikenal sebagai salah satu kamp pengungsi yang sibuk dan ramai. Menurut UNRWA, namanya diambil dari identitas suku setempat.
Layaknya sebuah kamp pengungsi, Nuseirat adalah tempat penampungan para warga sipil yang terdampak konflik.
Dulunya, para pengungsi berasal dari distrik selatan Palestina. Mereka kabur dan melarikan diri setelah terjadi perang Arab-Israel tahun 1948.
Sebelum kamp ini berdiri, para pengungsi terdampar di bekas penjara militer Inggris yang lokasinya tak jauh dari kawasan tersebut.
3. Menampung Puluhan Ribu Pengungsi
Menurut data UNRWA, kamp Nuseirat menampung sekitar 85.409 pengungsi Palestina per Juli 2023. Terlepas dari keterbatasan fasilitas yang ada, mereka terus bertahan sambil berharap keadaan akan membaik.
Ada beberapa fasilitas sederhana yang tersedia di Nuseirat. Di antaranya kantor pemeliharaan dan sanitasi, kantor bantuan dan layanan sosial hingga dua unit pusat kesehatan.
Terdapat juga satu pusat distribusi makanan yang dikelola bersama kamp Bureij. Kemudian, ada 15 gedung sekolah yang beroperasi secara serbaguna.
4. Kamp dengan Kondisi Memprihatinkan
Layaknya sebuah kamp pengungsi, kondisinya sederhana atau bahkan bisa dibilang lebih buruk. Terlebih, setelah Israel memblokade Gaza, warga yang bertahan di kamp ini kesulitan mencari nafkah dan hanya bergantung pada bantuan.
Beberapa masalah lain juga timbul di kamp Nuseirat. Misalnya, pemadaman listrik yang sering, pasokan air bersih terkontaminasi, kurang ketersediaan bahan bangunan, kepadatan penduduk tinggi, hingga angka kemiskinan dan pengangguran yang melesat.
5. Diserang Pasukan Israel
Selama invasinya ke Gaza, pasukan Israel sering menjadikan kamp-kamp pengungsi Palestina sebagai target. Meski sudah memakan banyak korban sipil, militer Zionis terus berdalih bahwa tindakannya murni ditujukan untuk menumpas pasukan Hamas.
Terbaru, Nuseirat menjadi target. Pada misi pembebasan empat sandera, Israel menyerang kamp tersebut dari darat, laut, dan udara.
(mas)