Dorong Warganya Menikah, Pemerintah Kota Tokyo Turun Tangan Buat Aplikasi Kencan

Minggu, 09 Juni 2024 - 20:20 WIB
loading...
Dorong Warganya Menikah, Pemerintah Kota Tokyo Turun Tangan Buat Aplikasi Kencan
Pemerintah kota Tokyo membuat aplikasi kencan bagi warganya. Foto/AP
A A A
TOKYO - Disebut “Kisah Tokyo Futari,” inisiatif baru balai kota ini adalah: Sebuah upaya untuk menciptakan pasangan, “futari,” di negara yang semakin lazim menjadi “hitori,” atau sendirian.

Meskipun situs yang menawarkan nasihat dan informasi umum untuk calon kekasih sedang online, aplikasi kencan juga sedang dikembangkan. Balai kota berharap dapat menawarkannya akhir tahun ini, dapat diakses melalui telepon atau web.

Detailnya masih belum diputuskan. Balai Kota menolak mengomentari laporan media Jepang yang mengatakan bahwa aplikasi tersebut memerlukan konfirmasi identitas, seperti SIM, catatan pajak Anda untuk membuktikan pendapatan, dan formulir yang ditandatangani yang menyatakan Anda siap untuk menikah.

Melansir AP, pernikahan sedang mengalami penurunan di Jepang karena angka kelahiran di negara tersebut turun ke titik terendah sepanjang masa, menurut data Kementerian Kesehatan pada hari Rabu. Tahun lalu terdapat 474.717 pernikahan, turun dari 504.930 pada tahun 2022, sementara jumlah kelahiran berjumlah 727.277, turun dari 770.759.

Laporan tersebut juga mengatakan bahwa aplikasi tersebut mungkin menanyakan tinggi badan, pekerjaan, dan pendidikan, tetapi pejabat tersebut membantah telah memutuskan apa pun.



Di tingkat nasional, pemerintah telah berupaya mengatasi kekurangan tenaga kerja yang serius dengan menjanjikan pembayaran tunai bagi keluarga yang memiliki anak dan mendukung fasilitas penitipan anak. Pemerintah juga telah melonggarkan kebijakan imigrasi selama bertahun-tahun untuk mendorong masuknya pekerja asing.

Selama era “baby boom” pada tahun 1970an, Jepang mencatat lebih dari 2 juta kelahiran setiap tahunnya. Seperti banyak orang dewasa muda di seluruh dunia saat ini, hanya sedikit orang Jepang yang tertarik pada pernikahan gaya lama atau memiliki anak.

Ada kekhawatiran bahwa norma tempat kerja di Jepang cenderung menyebabkan jam kerja yang sangat panjang dan jarang bertemu orang di luar jam kerja. Ada yang bilang membesarkan anak itu mahal.

Balai Kota Tokyo juga mensponsori acara di mana para lajang bisa bertemu, pasangan bisa mendapatkan konseling tentang pernikahan dan di mana sepasang kekasih bisa mengubah kisah mereka tentang bagaimana mereka pertama kali bertemu dalam komik manga atau lagu.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3921 seconds (0.1#10.140)
pixels