Senjata Buatan AS Digunakan Israel untuk Bantai Warga Palestina di Sekolah PBB

Jum'at, 07 Juni 2024 - 15:01 WIB
loading...
Senjata Buatan AS Digunakan...
Sekolah PBB hancur diserang Israel dengan senjata dari AS. Foto/X/UNLazzarini
A A A
GAZA - Amunisi Amerika Serikat (AS) digunakan Israel dalam serangan udara terhadap sekolah PBB yang juga berfungsi sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang mengungsi di Gaza tengah.

Laporan itu diungkap dalam analisis CNN pada Kamis (6/6/2024). Saluran berita tersebut mengatakan, “Telah mengidentifikasi pecahan sebanyak dua bom berdiameter kecil GBU-39 buatan AS di tempat kejadian, menggunakan video yang diambil dari reruntuhan.”

Serangan udara Israel pada Kamis menewaskan 40 orang yang berlindung di sekolah yang dikelola Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) yang terletak di kamp pengungsi Nuseirat.

Mereka yang tewas termasuk sembilan wanita dan 14 anak-anak, dan 74 orang lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Tentara Israel mengklaim sekolah tersebut berisi kompleks Hamas dan serangannya menewaskan para pejuang yang terlibat dalam serangan 7 Oktober di Israel selatan.

Orang-orang yang berlindung di sekolah tersebut menolak klaim ini, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa tidak ada orang bersenjata di sekolah tersebut.

Ini adalah laporan kedua sejak pekan lalu tentang senjata AS yang digunakan Israel untuk membunuh warga sipil Palestina di Gaza.



Satu laporan CNN pekan lalu menemukan jenis bom yang sama, GBU 39 buatan AS, digunakan Israel dalam serangan Israel di satu kamp pengungsi di Rafah, kota paling selatan di Gaza.

Serangan itu, yang menewaskan 45 orang dan melukai lebih dari 200 orang. Serangan brutal itu mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia dan disambut dengan kemarahan yang meluas setelah video-video tentang akibat serangan itu muncul.

Salah satu adegan tersebut menunjukkan tubuh-tubuh hangus dan seorang anak tanpa kepala tewas dalam serangan itu.

GBU-39 adalah bom presisi tinggi yang "dirancang untuk menyerang target-target titik penting yang strategis".

Selama beberapa bulan terakhir, kelompok hak asasi Amnesty International mendokumentasikan beberapa kasus di mana pasukan Israel menggunakan senjata yang dipasok AS untuk membunuh warga sipil Palestina yang melanggar hukum humaniter internasional.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden menugaskan dirinya sendiri awal tahun ini untuk menentukan apakah senjata yang dipasoknya kepada Israel digunakan militer Zionis dengan melanggar hukum internasional.

Setelah merilis laporan akhir tentang masalah tersebut bulan lalu, pemerintah AS mengatakan ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Israel menggunakan senjata yang dipasok AS yang melanggar hukum internasional.

Namun, pada akhirnya pemerintah mengatakan tidak dapat membuat keputusan konkret, kesimpulan yang dikritik keras oleh para ahli hukum dan kelompok hak asasi manusia.

Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden menghentikan sementara pengiriman tunggal 1.800 bom seberat 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon (227 kg) ke Israel, dengan pejabat AS mengutip penentangannya terhadap invasi Israel ke Rafah.

Sejak saat itu, Israel telah memimpin serangan militer di Rafah, dan pada 15 Mei, Biden mengumumkan AS akan mengirim lebih dari USD1 miliar dalam bentuk senjata dan amunisi tambahan ke Israel.

Pemerintah AS telah berulang kali mengatakan mereka menentang kematian warga sipil Palestina tetapi belum mengambil tindakan signifikan dalam menanggapi tindakan Israel dalam genosida yang sedang berlangsung di Gaza.

Israel telah membunuh lebih dari 36.600 warga Palestina di Gaza. Sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. AS menjadi pemasok senjata utama yang digunakan Israel untuk membunuh warga sipil Gaza.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Lagi Asyik Makan di...
Lagi Asyik Makan di Restoran Seoul, Dubes Israel Ketakutan Diteriaki Genosida oleh Aktivis
Lockheed Martin Janjikan...
Lockheed Martin Janjikan Jet Tempur Siluman F-35 Terbaru Menjadi Ferrari Terbang Rasa F-47
Hamas Usulkan Gencatan...
Hamas Usulkan Gencatan Senjata 5 Tahun dan Pertukaran Tahanan untuk Akhiri Perang Gaza
Hamas Kecam Pernyataan...
Hamas Kecam Pernyataan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas soal Tawanan Gaza
Presiden Otoritas Palestina...
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Sebut Hamas Anak-anak Jalang
Tingkat Persetujuan...
Tingkat Persetujuan Publik terhadap Trump Anjlok ke Level Terendah, Rakyat AS Marah
Perbandingan Pangkalan...
Perbandingan Pangkalan Militer AS vs China di Dunia, Bagai Langit dan Bumi?
Pakistan Tutup Wilayah...
Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Maskapai India, Beri Peringatan Tentang Perjanjian Pembagian Air
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Lebih Unggul?
Rekomendasi
Profil Ignatius Suharyo,...
Profil Ignatius Suharyo, Uskup Agung Jakarta yang Bisa Terpilih Jadi Paus Selanjutnya
Prediksi 5 Petinju Top...
Prediksi 5 Petinju Top Dunia Jelang Duel Chris Eubank Jr vs Conor Benn
Pemkot Tangsel Masuk...
Pemkot Tangsel Masuk 10 Besar Kota Berkinerja Terbaik Nasional 2024 dari Kemendagri
Berita Terkini
Pembantaian 26 Turis...
Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir: Korban Ditanya Hal Sensitif soal Agama sebelum Ditembak
1 jam yang lalu
Lagi Asyik Makan di...
Lagi Asyik Makan di Restoran Seoul, Dubes Israel Ketakutan Diteriaki Genosida oleh Aktivis
1 jam yang lalu
Lockheed Martin Janjikan...
Lockheed Martin Janjikan Jet Tempur Siluman F-35 Terbaru Menjadi Ferrari Terbang Rasa F-47
2 jam yang lalu
Di Ambang Perang, Ini...
Di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan
3 jam yang lalu
Pakistan Tutup Wilayah...
Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Pesawat India, Pertikaian Memanas karena Kashmir
3 jam yang lalu
Trump Tegur Putin usai...
Trump Tegur Putin usai Rudal Rusia Tewaskan 12 Warga Ukraina: 'Vladimir, Stop!'
4 jam yang lalu
Infografis
Hamas Pamer Senjata...
Hamas Pamer Senjata Israel saat Tukar Tawanan di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved