Protes Rajam Mati LGBT, Clooney Serukan Boikot Hotel Milik Brunei

Sabtu, 30 Maret 2019 - 08:53 WIB
Protes Rajam Mati LGBT, Clooney Serukan Boikot Hotel Milik Brunei
Protes Rajam Mati LGBT, Clooney Serukan Boikot Hotel Milik Brunei
A A A
NEW YORK - Aktor peraih Oscar George Clooney menyerukan pemboikotan hotel-hotel mewah, termasuk Beverly Hills Hotel, milik Brunei Darussalam karena akan menerapkan hukuman rajam sampai mati bagi orang yang melakukan hubungan seks sesama jenis dan pelaku zina. Hukuman Pidana yang mengadopsi Syariat Islam itu akan diterapkan mulai 3 April.

Pelaku hubungan seks sesama jenis yang bisa terkena hukuman rajam ini termasuk pelaku hubungan seks gay, lesbian, biseksual dan transgender (LGBT).

Dalam sebuah opini untuk situs web hiburan Hollywood, Deadline.com, Clooney menulis; "Setiap kali kita menginap atau melakukan pertemuan di atau makan di salah satu dari sembilan hotel ini kita memasukkan uang langsung ke dalam kantong pria yang memilih untuk melempari batu dan mencambuk mati warganya sendiri karena menjadi gay atau dituduh berzina."

Brunei Investment Company memiliki sembilan hotel di Amerika Serikat dan Eropa, termasuk Beverly Hills Hotel, The Dorchester di London, dan Plaza Athenee di Paris.

Perusahaan Investasi Brunei dan Kantor Perdana Menteri Brunei tidak menanggapi permintaan komentar melalui email yang dikirim pada hari Jumat.

Clooney, yang juga seorang aktivis politik dan salah satu sosok paling berpengaruh di Hollywood, mengatakan ia telah tinggal di banyak hotel."Karena saya tidak mengerjakan pekerjaan rumah saya dan tidak tahu siapa yang memilikinya," katanya.

Aktor film "Gravity" itu mengakui bahwa boikot apa pun kemungkinan akan sedikit berpengaruh pada perubahan undang-undang pidana di Brunei.

"Anda dapat mempermalukan bank, pemodal, dan institusi yang melakukan bisnis dengan mereka dan memilih untuk melihat ke arah lain," seru Clooney, dikutip Reuters, Sabtu (30/3/2019).

Seruan Clooney didukung oleh sutradara film Dustin Lance Black serta penyanyi Amerika Rufus Wainwright dan Belinda Carlile yang mengampanyekan tagar Twitter #BoycottBrunei.

Para politisi di Inggris dan Eropa serta kelompok-kelompok HAM termasuk Amnesty International mengecam rencana penerapan hukum rajam sampai mati tersebut dan menyampaikan keprihatinannya pada Brunei.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5353 seconds (0.1#10.140)