Israel Kampanye Rahasia untuk Pengaruhi Para Anggota Parlemen AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Israel diduga mengorganisir dan mendanai kampanye pengaruh tahun lalu yang menargetkan Amerika Serikat (AS) untuk menggalang dukungan bagi serangan genosida di Gaza yang sedang berlangsung.
Laporan itu diungkap New York Times pada Rabu (5/6/2024), mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya dan dokumen terkait dengan operasi tersebut.
Media tersebut mengklaim Kementerian Urusan Diaspora Israel, yang bertanggung jawab menghubungkan orang-orang Yahudi di seluruh dunia dengan Negara Israel, menugaskan kampanye rahasia tersebut dan mengalokasikan sekitar USD2 juta untuk operasi tersebut, dengan menyewa perusahaan pemasaran politik Tel Aviv, Stoic.
Kampanye ini tampaknya diluncurkan sekitar bulan Oktober, ketika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan perang genosida di Gaza.
Perang Israel dan pengepungan tanpa henti terhadap Gaza telah menuai kritik internasional, termasuk ancaman sanksi, karena IDF diperkirakan telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina.
“Pada puncaknya, kampanye pengaruh Israel menggunakan ratusan akun palsu yang menyamar sebagai mahasiswa AS, warga negara yang peduli, dan konstituen lokal di berbagai platform media sosial, termasuk X, Facebook, dan Instagram,” ungkap laporan New York Times.
Akun-akun ini diduga digunakan untuk memuat komentar-komentar pro-Israel dan artikel-artikel yang mendukung posisi Yerusalem Barat dalam perang tersebut, dan sebagian besar fokusnya adalah untuk menarik perhatian anggota parlemen AS, terutama dari Partai Demokrat Kulit Hitam, dan mendesak mereka terus mendanai militer Israel.
Banyak postingan dilaporkan dibuat menggunakan chatbot ChatGPT yang didukung kecerdasan buatan.
Stoic, yang bertanggung jawab atas kampanye tersebut, juga dilaporkan membuat tiga situs berita palsu berbahasa Inggris yang sebagian besar menampilkan artikel pro-Israel, beritanya sering kali dicuri dari outlet seperti CNN dan Wall Street Journal.
Pada Maret, kampanye pemerintah Israel dicatat oleh FakeReporter, lembaga pengawas misinformasi Israel.
Pekan lalu, hal ini juga dilaporkan oleh Meta, pemilik Facebook dan Instagram, serta pemilik ChatGPT, OpenAI.
Keduanya mengatakan mereka telah menemukan dan mengganggu operasi pengaruh tersebut.
“Peran Israel dalam hal ini ceroboh dan mungkin tidak efektif,” ujar Achiya Schatz, direktur eksekutif FakeReporter, seperti dikutip NYT.
Dia mencatat, “Fakta bahwa Israel menjalankan operasi yang mencampuri politik AS adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.”
Dalam pernyataan kepada New York Times, Kementerian Urusan Diaspora Israel membantah terlibat dalam operasi tersebut dan menegaskan pihaknya tidak ada hubungannya dengan Stoic.
Sementara itu, FakeReporter memperkirakan akun palsu yang dibuat melalui kampanye ini telah mengumpulkan lebih dari 40.000 pengikut di X, Facebook, dan Instagram.
Meta dan OpenAI menyimpulkan operasi pengaruh Israel pada akhirnya gagal memberikan dampak yang luas, mengingat sebagian besar pengikut akun palsu ini kemungkinan besar adalah bot.
Yang terjadi saat ini justru para mahasiswa di AS bangkit untuk mengutuk genosida oleh Israel di Jalur Gaza.
Para pemuda dan mahasiswa membangun kamp-kamp tenda aksi bela Palestina di berbagai kampus ternama di AS.
Laporan itu diungkap New York Times pada Rabu (5/6/2024), mengutip pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya dan dokumen terkait dengan operasi tersebut.
Media tersebut mengklaim Kementerian Urusan Diaspora Israel, yang bertanggung jawab menghubungkan orang-orang Yahudi di seluruh dunia dengan Negara Israel, menugaskan kampanye rahasia tersebut dan mengalokasikan sekitar USD2 juta untuk operasi tersebut, dengan menyewa perusahaan pemasaran politik Tel Aviv, Stoic.
Kampanye ini tampaknya diluncurkan sekitar bulan Oktober, ketika Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan perang genosida di Gaza.
Perang Israel dan pengepungan tanpa henti terhadap Gaza telah menuai kritik internasional, termasuk ancaman sanksi, karena IDF diperkirakan telah membunuh lebih dari 36.000 warga Palestina.
“Pada puncaknya, kampanye pengaruh Israel menggunakan ratusan akun palsu yang menyamar sebagai mahasiswa AS, warga negara yang peduli, dan konstituen lokal di berbagai platform media sosial, termasuk X, Facebook, dan Instagram,” ungkap laporan New York Times.
Akun-akun ini diduga digunakan untuk memuat komentar-komentar pro-Israel dan artikel-artikel yang mendukung posisi Yerusalem Barat dalam perang tersebut, dan sebagian besar fokusnya adalah untuk menarik perhatian anggota parlemen AS, terutama dari Partai Demokrat Kulit Hitam, dan mendesak mereka terus mendanai militer Israel.
Banyak postingan dilaporkan dibuat menggunakan chatbot ChatGPT yang didukung kecerdasan buatan.
Stoic, yang bertanggung jawab atas kampanye tersebut, juga dilaporkan membuat tiga situs berita palsu berbahasa Inggris yang sebagian besar menampilkan artikel pro-Israel, beritanya sering kali dicuri dari outlet seperti CNN dan Wall Street Journal.
Pada Maret, kampanye pemerintah Israel dicatat oleh FakeReporter, lembaga pengawas misinformasi Israel.
Pekan lalu, hal ini juga dilaporkan oleh Meta, pemilik Facebook dan Instagram, serta pemilik ChatGPT, OpenAI.
Keduanya mengatakan mereka telah menemukan dan mengganggu operasi pengaruh tersebut.
“Peran Israel dalam hal ini ceroboh dan mungkin tidak efektif,” ujar Achiya Schatz, direktur eksekutif FakeReporter, seperti dikutip NYT.
Dia mencatat, “Fakta bahwa Israel menjalankan operasi yang mencampuri politik AS adalah tindakan yang sangat tidak bertanggung jawab.”
Dalam pernyataan kepada New York Times, Kementerian Urusan Diaspora Israel membantah terlibat dalam operasi tersebut dan menegaskan pihaknya tidak ada hubungannya dengan Stoic.
Sementara itu, FakeReporter memperkirakan akun palsu yang dibuat melalui kampanye ini telah mengumpulkan lebih dari 40.000 pengikut di X, Facebook, dan Instagram.
Meta dan OpenAI menyimpulkan operasi pengaruh Israel pada akhirnya gagal memberikan dampak yang luas, mengingat sebagian besar pengikut akun palsu ini kemungkinan besar adalah bot.
Yang terjadi saat ini justru para mahasiswa di AS bangkit untuk mengutuk genosida oleh Israel di Jalur Gaza.
Para pemuda dan mahasiswa membangun kamp-kamp tenda aksi bela Palestina di berbagai kampus ternama di AS.
(sya)