Hope, Orangutan Indonesia yang Diberondong 74 Peluru Kini Buta

Rabu, 20 Maret 2019 - 01:08 WIB
Hope, Orangutan Indonesia yang Diberondong 74 Peluru Kini Buta
Hope, Orangutan Indonesia yang Diberondong 74 Peluru Kini Buta
A A A
JAKARTA - Orangutan di Sumatra, Indonesia, yang jadi pemberitaan media internasional setelah ditembak dengan 74 peluru senapan angin kini menjadi buta. Orangutan yang diberi nama "Hope" itu masih ditangani kelompok konservasi Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP).

Hope dan bayinya yang berumur sebulan ditembak oleh penembak tak dikenal pada Minggu lalu. Bayi orangutan itu mati, sedangkan Hope diselamatkan dalam kondisi hampir sekarat di Subulussalam.

Sejumlah foto yang diunggah SOCP di Facebook menunjukkan Hope masih dirawat. Ada juga foto X-Ray yang menggambarkan banyak peluru bersarang di tubuh satwa tersebut.
Dia ditemukan dengan tulang selangka patah dan luka permanen di matanya.

"Dari pemeriksaan medis, sedihnya kami menemukan 74 peluru air riffle di tubuhnya," kata SOCP. "Semakin memilukan itu membuat matanya rusak dan benar-benar buta," lanjut kelompok konservasi tersebut.

"Semoga Hope bisa melewati masa kritis ini, tetapi dia tidak bisa dilepaskan ke alam liar lagi," imbuh Yenny Saraswati, seorang dokter hewan yang bekerja dengan SOCP, kepada The Associated Press, Selasa (19/3/2019).

Dia mengatakan hanya tujuh peluru yang dihilangkan, karena petugas medis khawatir tentang tulang selangka dan ingin mencegah infeksi.

SOCP khawatir tentang "rehabilitasi mental" Hope karena dia kehilangan bayinya saat masih menyusui. Bayi orangutan itu mati ketika dalam perjalanan ke pusat karantina akibat "kondisi traumatis dan malnutrisi yang serius."

The IUCN Red List of Endangered Species (Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN) memperkirakan kurang dari 14.000 orangutan Sumatra masih hidup di alam liar. Angka itu dianggap orangutan Sumatra berstatus "sangat terancam punah".

Ancaman terhadap spesies yang terancam punah semakin meningkat karena industri kelapa sawit dan kertas mengurangi habitat rimbanya di Indonesia. Deforestasi telah membuat mereka berhubungan dengan petani dan pekerja perkebunan yang membunuh mereka untuk melindungi tanaman, dan untuk daging.

Konflik manusia dengan alam telah membuat orangutan yang diberi nama Brenda berusia 3 bulan tanpa rumah atau induknya. Dia disita dari seorang penduduk desa oleh SOCP sehari setelah Hope diselamatkan.

"Orangutan yatim piatu ini harus bertahan hidup karena dia kehilangan induknya di area kelapa sawit," tulis SOCP.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4147 seconds (0.1#10.140)