Maduro Sebut Serangan Siber AS Penyebab Pemadaman Listrik di Venezuela

Minggu, 10 Maret 2019 - 15:02 WIB
Maduro Sebut Serangan Siber AS Penyebab Pemadaman Listrik di Venezuela
Maduro Sebut Serangan Siber AS Penyebab Pemadaman Listrik di Venezuela
A A A
CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan salah satu fasilitas pembangkit listrik negaranya menjadi sasaran serangan siber teknologi tinggi.

Berbicara dalam demonstrasi anti-imperialis di Ibu Kota Caracas, Maduro mengatakan serangan itu dilakukan dengan menggunakan senjata berteknologi tinggi yang hanya dimiliki pemerintah AS di dunia.

"Hari ini kami telah memulihkan pasokan listrik di 70 persen wilayah negara ini, tetapi pada siang hari, serangan siber lain dilakukan terhadap salah satu fasilitas, yang hingga saat ini bekerja dengan sempurna. Untuk alasan ini, semua kemajuan yang telah kami capai pada pertengahan sore terputus," jelasnya seperti dikutip dari Anadolu, Minggu (10/3/2019).

Ia mengatakan mata-mata di dalam perusahaan listrik nasional Venezuela berada di belakang pemadaman listrik dan bersumpah untuk mengidentifikasi dan menghukum mereka sesegera mungkin.

"Serangan ini dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi, ada serangan elektromagnetik terhadap saluran listrik nasional," ujarnya.

Selain menuding AS penyebab pemadaman listrik, Maduro juga menggambarkan pemimpin oposisi yang didukung Washington Juan Guaido sebagai badut dan boneka.

Venezuela telah menderita pemadaman listrik besar-besaran sejak Kamis, menyebabkan 21 dari 23 negara bagian Venezuela dalam kegelapan.

Pemadaman itu sebelumnya disebut sebagai "sabotase". Outlet media lokal El Pitazo melaporkan pemadaman itu tampaknya merupakan akibat kegagalan pembangkit listrik tenaga air Simon Bolivar yang juga dikenal sebagai Bendungan Guri di negara bagian selatan Bolivar.

Bendungan Guri adalah salah satu stasiun hidroelektrik terbesar di dunia dan daya utama jaringan listrik Venezuela.

Venezuela telah diguncang oleh protes sejak 10 Januari ketika Maduro dilantik untuk masa jabatan kedua setelah pemungutan suara yang diboikot oleh oposisi.

Ketegangan berkobar ketika pemimpin oposisi Guaido menyatakan dirinya bertindak sebagai presiden pada 23 Januari, sebuah langkah yang didukung oleh AS dan banyak negara Eropa dan Amerika Latin.

Rusia, Turki, China, Iran, Bolivia, dan Meksiko memberikan dukungannya kepada Maduro.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3747 seconds (0.1#10.140)