Bentrokan Pecah, Tentara Israel dan Mesir Baku Tembak di Penyeberangan Rafah

Selasa, 28 Mei 2024 - 07:41 WIB
loading...
Bentrokan Pecah, Tentara Israel dan Mesir Baku Tembak di Penyeberangan Rafah
Tank Israel berkumpul dalam perang di Jalur Gaza. Foto/REUTERS
A A A
RAFAH - Bentrokan antara militer Israel dan Mesir pecah, di mana tentara dari kedua negara terlibat baku tembak di penyeberangan Rafah pada Senin (27/5/2024).

Ini merupakan insiden langka dan terjadi ketika militer Zionis berupaya meluncurkan invasi darat ke Rafah, wilayah Jalur Gaza selatan yang berbatasan dengan Mesir.

Menurut surat kabar Israel; Walla, dua tentara Mesir tewas akibat tembakan tentara Israel. Namun, Al-Jazeera melaporkan bahwa sensor militer Israel menghapus berita mengenai kejadian tersebut.

Insiden tersebut, pertama kali dilaporkan oleh Channel 13 Israel, kemudian dikonfirmasi oleh media lain.

Channel 14 Israel melaporkan bahwa tentara Mesir menembaki tentara Israel di dalam penyeberangan Rafah dan tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Namun, Al-Jazeera mengutip laporan media Israel lainnya yang mengatakan bahwa pasukan Mesir melepaskan tembakan ke truk Israel, dan tentara Israel membalas dengan tembakan, sehingga menimbulkan korban jiwa.

Militer kedua negara belum berkomentar atas laporan bentrok antartentara tersebut.

Sementara itu, pemerintah Mesir mengecam keras tindakan tentara Israel yang menargetkan kamp pengungsi Palestina di kota Rafah.

Menurut Kementerian Luar Negeri Mesir, militer Israel telah melakukan pengeboman yang disengaja terhadap pusat pengungsi.

“Kementerian juga meminta Israel untuk menerapkan langkah-langkah yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai penghentian segera operasi militer di Rafah,” kata kementerian tersebut.

Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry baru-baru ini menegaskan kembali bahwa negaranya menolak kemungkinan perpindahan warga Palestina dari Gaza.

Pemerintah Mesir telah berulang kali menyatakan keprihatinannya atas opsi yang diusulkan Israel untuk mengusir paksa warga Palestina dari Gaza ke wilayah Sinai, Mesir.

Jumlah korban tewas akibat pengeboman Israel pada Minggu malam hingga Senin dini hari di lingkungan Tel Al-Sultan, Rafah, telah mencapai 45 orang—termasuk banyak anak. Selain itu, 294 orang lainnya terluka.

Sementara itu, militer Israel mengabaikan banyak kecaman dengan mengatakan serangan ke Rafah harus dilakukan.

“Serangan terhadap Rafah dilakukan terhadap sasaran yang sah berdasarkan hukum internasional, menggunakan amunisi yang presisi dan berdasarkan intelijen yang tepat,” kata Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Menurut militer Israel, kelompok Hamas dengan jumlah milisi yang signifikan sedang beroperasi di lingkungan Tel Al-Sultan.

Namun, militer mengatakan pihaknya sedang meninjau insiden tersebut, menyusul adanya laporan kematian warga sipil dan kebakaran di kamp pengungsi tersebut.

Serangan terhadap Rafah terjadi setelah serangan roket terhadap kota Tel Aviv di Israel pada hari Minggu, yang menurut IDF berasal dari wilayah Rafah.

Sekadar diketahui, ICJ pada Jumat pekan lalu memutuskan Israel harus segera menghentikan serangan militer terhadap Rafah.

Perintah tersebut disetujui dengan 13 suara berbanding dua oleh hakim pengadilan.

“Israel harus segera menghentikan serangan militernya jika ada tindakan lain di wilayah Rafah yang dapat mengakibatkan warga Palestina di Gaza mengalami kehancuran fisik seluruhnya atau sebagian,” kata Presiden ICJ Hakim Nawaf Salam dalam pembacaan putusannya.

“Israel perlu membuka kembali penyeberangan Rafah dan memastikan akses tanpa hambatan bagi komisi penyelidikan atau badan investigasi yang diberi mandat oleh PBB untuk menyelidiki tuduhan genosida,” lanjut putusan tersebut.

Keputusan diambil dua pekan setelah Afrika Selatan meminta ICJ memerintahkan tindakan darurat tambahan terhadap Israel atas serangan militernya terhadap Rafah.

Sekitar 36.000 orang telah tewas dan lebih dari 81.000 lainnya terluka dalam serangan udara dan serangan darat Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Israel melancarkan perang brutalnya sebagai respons terhadap serangan lintas batas oleh Hamas, yang menurut rezim Zionis, menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan 250 orang lainnya disandera.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1162 seconds (0.1#10.140)
pixels