Pemimpin Hizbullah Janjikan Kejutan untuk Israel

Minggu, 26 Mei 2024 - 14:03 WIB
loading...
Pemimpin Hizbullah Janjikan Kejutan untuk Israel
Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah disambut para pendukungnya saat berpidato. Foto/REUTERS
A A A
BEIRUT - Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah menegaskan Israel tidak mencapai tujuan apa pun dalam perang di Jalur Gaza, seperti yang diakui para pemimpinnya sendiri.

Nasrallah pun menjanjikan “kejutan” dari kelompoknya untuk Israel. Hal ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi untuk memperingati 24 tahun Hari Perlawanan dan Pembebasan di Lebanon pada tanggal 25 Mei setiap tahun.

Nasrallah menegaskan, “Musuh tidak dapat mencapai tujuannya, dan hal ini diakui oleh ketua Dewan Keamanan Nasional Israel (Tzachi Hanegbi).”

Pada Rabu, Hanegbi menyampaikan dalam pertemuan Komite Keamanan dan Urusan Luar Negeri Knesset, “Kita tidak mencapai satu pun tujuan strategis perang, karena kita tidak mencapai kesepakatan untuk memulangkan sandera, kita tidak menggulingkan Hamas, dan kita tidak mengizinkan penduduk (pemukim Yahudi) di Jalur Gaza untuk kembali ke rumah mereka dengan selamat.”

Dia menunjukkan perkiraan tentara menunjukkan bahwa mencapai tujuan perang, “Akan memakan waktu yang sangat lama, bukan satu tahun, tapi bertahun-tahun.”

Dalam pidatonya, Nasrallah menilai, “Pengakuan negara Palestina oleh sejumlah negara Eropa merupakan kerugian besar bagi penjajah.”



Dia menambahkan, “Pengakuan ini dianggap sebagai salah satu hasil dari pertempuran Badai Al-Aqsa,” mengacu pada serangan yang dilancarkan faksi-faksi Palestina terhadap pangkalan militer dan permukiman Israel di sekitar Gaza pada 7 Oktober 2023.

Pada Rabu, tiga negara Eropa (Irlandia, Spanyol dan Norwegia) mengumumkan pengakuan resmi terhadap negara Palestina, sementara negara lain, seperti Slovenia dan Malta, mengumumkan kesediaan mereka mengambil langkah yang sama.

Nasrallah juga mengatakan, “Salah satu akibat dari Badai Al-Aqsa dan ketabahan perlawanan adalah hari ini Israel hadir di hadapan ICC,” setelah jaksa penuntut pengadilan, Karim Khan, berusaha mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang di Gaza.

Dia menunjukkan, “Israel tidak pernah menghormati resolusi internasional. Mereka melancarkan serangan paling kejam di kota Rafah setelah keputusan ICJ.”

Sebelumnya pada Jumat, ICJ mengeluarkan langkah-langkah sementara baru yang menuntut Israel segera menghentikan serangannya terhadap Rafah, tetap membuka Penyeberangan Rafah untuk memfasilitasi masuknya bantuan ke Gaza dan menyerahkan laporan ke pengadilan dalam waktu satu bulan mengenai langkah-langkah yang telah diambil.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3149 seconds (0.1#10.140)
pixels