Pemimpin Oposisi Belarusia Minta UE Tidak Akui Hasil Pemilu
loading...
A
A
A
MINSK - Politisi oposisi Belarusia , Sviatlana Tsikhanouskaya, mengimbau para pemimpin Uni Eropa (UE) untuk tidak mengakui apa yang dia katakan sebagai pemilihan presiden yang curang. Ia juga mendesak blok tersebut untuk menghormati pilihan rakyat Belarusia.
Tsikhanouskaya berbicara dari pengasingan di negara tetangga Lithuania sebelum KTT darurat UE. KTT yang akan diadakan melalui video conference ini akan membahas krisis yang sedang berlangsung di Belarusia.
Alexander Lukashenko, pemimpin veteran negara itu, sedang berjuang untuk menahan gelombang protes dan pemogokan massal yang menjadi tantangan terbesar bagi kekuasaannya selama 26 tahun. Dia membantah mencurangi pemilu 9 Agustus untuk mengamankan masa jabatan keenamnya. (Foto: Ratusan Warga Demo Tolak Hasil Pemilihan Presiden Belarusia )
"Saya meminta Anda untuk tidak mengakui pemilihan yang curang ini," kata Tikhanouskaya, berbicara dalam bahasa Inggris di sebuah video.
"Lukashenko telah kehilangan semua legitimasi di mata bangsa kita dan dunia," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/8/2020).
Tsikhanouskaya mengatakan bahwa dia adalah pemenang pemilu yang sah dan ingin pemilu baru diadakan di bawah pengawasan dunia internasional.
UE telah mengisyaratkan akan menjatuhkan sanksi pada pejabat Belarusia yang dianggap bertanggung jawab atas kecurangan pemilu dan tindakan kekerasan terhadap aksi protes di mana setidaknya dua pengunjuk rasa telah tewas dan ribuan lainnya ditahan.
Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde telah menawarkan untuk mengunjungi Minsk dalam perannya sebagai ketua OSCE yang akan datang, sebuah badan keamanan yang mencakup negara-negara Barat dan bekas negara Soviet, dan sering menjadi penengah di wilayah tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin , yang telah menawarkan bantuan militer kepada Lukashenko jika diperlukan, berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel , Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada hari Selasa. (Baca: Putin Mengaku Siap Kirim Tentara Rusia ke Belarusia )
Dia memperingatkan Merkel dan Macron agar tidak ikut campur tangan dalam urusan Belarusia, sekutu dekat Rusia. (Baca: Putin kepada Merkel dan Macron: Ikut Campur Urusan Belarusia Tak Bisa Diterima )
Tsikhanouskaya berbicara dari pengasingan di negara tetangga Lithuania sebelum KTT darurat UE. KTT yang akan diadakan melalui video conference ini akan membahas krisis yang sedang berlangsung di Belarusia.
Alexander Lukashenko, pemimpin veteran negara itu, sedang berjuang untuk menahan gelombang protes dan pemogokan massal yang menjadi tantangan terbesar bagi kekuasaannya selama 26 tahun. Dia membantah mencurangi pemilu 9 Agustus untuk mengamankan masa jabatan keenamnya. (Foto: Ratusan Warga Demo Tolak Hasil Pemilihan Presiden Belarusia )
"Saya meminta Anda untuk tidak mengakui pemilihan yang curang ini," kata Tikhanouskaya, berbicara dalam bahasa Inggris di sebuah video.
"Lukashenko telah kehilangan semua legitimasi di mata bangsa kita dan dunia," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/8/2020).
Tsikhanouskaya mengatakan bahwa dia adalah pemenang pemilu yang sah dan ingin pemilu baru diadakan di bawah pengawasan dunia internasional.
UE telah mengisyaratkan akan menjatuhkan sanksi pada pejabat Belarusia yang dianggap bertanggung jawab atas kecurangan pemilu dan tindakan kekerasan terhadap aksi protes di mana setidaknya dua pengunjuk rasa telah tewas dan ribuan lainnya ditahan.
Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde telah menawarkan untuk mengunjungi Minsk dalam perannya sebagai ketua OSCE yang akan datang, sebuah badan keamanan yang mencakup negara-negara Barat dan bekas negara Soviet, dan sering menjadi penengah di wilayah tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin , yang telah menawarkan bantuan militer kepada Lukashenko jika diperlukan, berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman Angela Merkel , Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada hari Selasa. (Baca: Putin Mengaku Siap Kirim Tentara Rusia ke Belarusia )
Dia memperingatkan Merkel dan Macron agar tidak ikut campur tangan dalam urusan Belarusia, sekutu dekat Rusia. (Baca: Putin kepada Merkel dan Macron: Ikut Campur Urusan Belarusia Tak Bisa Diterima )
(ber)