Profil Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Mengalami Kecelakaan Helikopter
loading...
A
A
A
Raisi mengambil kendali negara yang sedang mengalami krisis sosial dan ekonomi.
Setelah menggambarkan dirinya sebagai pembela masyarakat miskin dalam pemberantasan korupsi, Raisi mengumumkan langkah-langkah penghematan yang menyebabkan kenaikan tajam harga beberapa bahan pokok, sehingga memicu kemarahan terhadap tingginya biaya hidup.
Kemudian, pada akhir tahun 2022, gelombang protes nasional pecah menyusul kematian Mahsa Amini dalam tahanan setelah penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami yang ketat untuk perempuan.
Dalam peristiwa penting pada bulan Maret 2023, Iran dan Arab Saudi, yang merupakan musuh lama kawasan, mengumumkan kesepakatan mengejutkan yang memulihkan hubungan diplomatik.
Namun perang Gaza yang pecah sejak 7 Oktober antara Israel dan Hamas menyebabkan ketegangan regional kembali meningkat, dan peningkatan ketegangan menyebabkan Teheran meluncurkan ratusan rudal dan roket langsung ke Israel pada bulan lalu.
Sebelumnya pada hari Minggu, Raisi menekankan dukungan Iran terhadap Palestina—yang merupakan inti dari kebijakan luar negeri negara tersebut sejak Revolusi Islam Iran—dan menyatakan bahwa “Palestina adalah isu pertama dunia Muslim.”
Lahir pada tahun 1960 di kota suci Masyhad di timur laut, Raisi saat masih muda, dengan janggut dan berkacamata tipis, belajar teologi dan yurisprudensi Islam di bawah bimbingan Khamenei.
Dia menikah dengan Jamileh Alamolhoda, seorang dosen ilmu pendidikan di Universitas Shahid-Beheshti Teheran. Mereka memiliki dua anak perempuan.
Di usianya yang baru 20 tahun, setelah Revolusi Islam Iran yang menggulingkan monarki yang didukung AS, Raisi diangkat menjadi jaksa agung Karaj di sebelah Teheran.
Dia menjabat sebagai jaksa agung Teheran dari tahun 1989 hingga 1994, wakil kepala Otoritas Kehakiman selama satu dekade sejak tahun 2004, dan kemudian menjadi jaksa agung nasional pada tahun 2014.
Setelah menggambarkan dirinya sebagai pembela masyarakat miskin dalam pemberantasan korupsi, Raisi mengumumkan langkah-langkah penghematan yang menyebabkan kenaikan tajam harga beberapa bahan pokok, sehingga memicu kemarahan terhadap tingginya biaya hidup.
Kemudian, pada akhir tahun 2022, gelombang protes nasional pecah menyusul kematian Mahsa Amini dalam tahanan setelah penangkapannya karena diduga melanggar aturan berpakaian Islami yang ketat untuk perempuan.
Dalam peristiwa penting pada bulan Maret 2023, Iran dan Arab Saudi, yang merupakan musuh lama kawasan, mengumumkan kesepakatan mengejutkan yang memulihkan hubungan diplomatik.
Namun perang Gaza yang pecah sejak 7 Oktober antara Israel dan Hamas menyebabkan ketegangan regional kembali meningkat, dan peningkatan ketegangan menyebabkan Teheran meluncurkan ratusan rudal dan roket langsung ke Israel pada bulan lalu.
Sebelumnya pada hari Minggu, Raisi menekankan dukungan Iran terhadap Palestina—yang merupakan inti dari kebijakan luar negeri negara tersebut sejak Revolusi Islam Iran—dan menyatakan bahwa “Palestina adalah isu pertama dunia Muslim.”
Kepala Kehakiman
Lahir pada tahun 1960 di kota suci Masyhad di timur laut, Raisi saat masih muda, dengan janggut dan berkacamata tipis, belajar teologi dan yurisprudensi Islam di bawah bimbingan Khamenei.
Dia menikah dengan Jamileh Alamolhoda, seorang dosen ilmu pendidikan di Universitas Shahid-Beheshti Teheran. Mereka memiliki dua anak perempuan.
Di usianya yang baru 20 tahun, setelah Revolusi Islam Iran yang menggulingkan monarki yang didukung AS, Raisi diangkat menjadi jaksa agung Karaj di sebelah Teheran.
Dia menjabat sebagai jaksa agung Teheran dari tahun 1989 hingga 1994, wakil kepala Otoritas Kehakiman selama satu dekade sejak tahun 2004, dan kemudian menjadi jaksa agung nasional pada tahun 2014.