Guaido Bujuk Rusia dan China Berhenti Dukung Maduro

Sabtu, 02 Februari 2019 - 08:23 WIB
Guaido Bujuk Rusia dan China Berhenti Dukung Maduro
Guaido Bujuk Rusia dan China Berhenti Dukung Maduro
A A A
CARACAS - Pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido berupaya membujuk Rusia dan China yang menjadi aliansi utama Presiden Nicolas Maduro agar kedua negara mendukung dia. Guaido telah mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara di Venezuela. Dia telah mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat.Namun, Guaido perlu mendapat dukungan dari Rusia dan China yang selama ini membela Maduro di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pemimpin berusia 35 tahun itu pun menjamin kepentingan Rusia dan China akan tetap dilindungi di Venezuela jika mengubah dukungan mereka pada dia.Saat ini Moskow dan Beijing menjadi kreditor asing terbesar Venezuela dan khawatir dengan kemampuan negara itu membayar utang karena Venezuela mengalami krisis keuangan dan ekonomi selama pemerintahan Maduro. “Apa yang paling dicari Rusia dan China adalah stabilitas negara dan perubahan pemerintahan. Maduro tidak melindungi Venezuela, dia tidak melindungi investasi siapa pun dan dia bukan kesepakatan bagus untuk negara-negara itu,” tutur Guaido, dilansir Reuters.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Geng Shuang ditanya apakah Beijing telah berkomunikasi dengan Guaido, dia menjawab, “China menjaga komunikasi dekat dengan semua pihak melalui berbagai cara terkait situasi di Venezuela.”

Geng menambahkan, kerja sama China dan Venezuela berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menguntungkan, dan pembangunan bersama. “Kami yakin bahwa tidak masalah bagaimana situasi berkembang atau berubah, kerja sama antara China dan Venezuela tidak akan rusak,” tutur dia.

Tekanan terus didorong AS dan negara-negara Barat untuk mengakui Guaido sebagai presiden sementara yang sah. Mereka menganggap Maduro mencuri pemilu periode keduanya.

AS pekan ini menerapkan berbagai sanksi kepada perusahaan minyak milik negara Venezuela untuk mendesak Maduro agar mundur. Maduro juga telah menghadapi gelombang unjuk rasa selama beberapa tahun terakhir saat dia membawa negara itu mengalami hiperinflasi dan krisis pangan kronis. Sebanyak 3 juta warga Venezuela telah meninggalkan negara itu akibat berbagai krisis tersebut. Pakar PBB memperingatkan sanksi minyak AS dapat memperburuk krisis kemanusiaan di negara itu.

Dengan krisis ekonomi yang semakin parah di Venezuela, kondisi geopolitik Eropa dan Amerika Latin menjadi seperti di Timur Tengah. Pemerintah AS memperingatkan Rusia dan negara lain agar tidak mengambil minyak dan emas Venezuela pada menit terakhir.

Reuters melaporkan, Venezuela berencana menjual emas dari bank sentralnya kepada Uni Emirat Arab (UEA) dalam beberapa hari dengan imbalan uang euro secara tunai. Senator AS dari Partai Republik Marco Rubio mengirim tweet kepada Kedutaan Besar UEA di Washington yang memperingatkan siapa saja yang memindahkan emas Venezuela akan menjadi target sanksi AS.

“AS juga memantau perdagangan antara aliansi NATO Turki dan Venezuela serta akan mengambil tindakan jika ada sanksi yang dilanggar,” papar pejabat AS di Istanbul. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan dukungannya kepada Maduro. Erdogan telah menelepon Maduro pekan lalu untuk mengungkapkan dukungannya
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5658 seconds (0.1#10.140)