Dua Tewas Dalam Serangan Granat ke Masjid di Filipina Selatan
A
A
A
MANILA - Pejabat keamanan di Filipina mengatakan, sebuah granat yang dilemparkan ke sebuah masjid di Filipina Selatan menewaskan dua orang dan melukai empat orang lainnya. Serangan itu terjadi tiga hari setelah serangan bom kembar ke sebuah gereja di Filipina Selatan.
Melansir Reuters pada Rabu (30/1), insiden itu terjadi tepat setelah tengah malam di Zamboanga, sebuah provinsi yang mayoritas penduduknya beragama Kristen di wilayah Mindanao.
Militer dalam sebuah pernyataan kemudian menyerukan persatuan di antara komunitas Mindanao dan mendesak publik untuk menahan diri dari spekulasi di media sosial yang dapat menyebarkan informasi yang salah.
Sementara itu, Komandan satuan tugas regional Filipina, Kolonel Leonel Nicolas menekankan, insiden itu bukanlah tindakan pembalasan atas serangan gereja.
Seperti diketahui, akhir pekan lalu serangan bom kembar terjadi saat kebaktian di gereja di Filipina Selatan. Serangan bom ini terjadi beberapa hari setelah referendum otonomi untuk wilayah yang sebagian besar penduduknya Muslim itu.
Ledakan pertama meledak terjadi di dalam katedral di Jolo, di provinsi pulau Sulu, yang kemudian diikuti oleh ledakan kedua di tempat parkir di luar gereja, menewaskan militer dan warga sipil.
Korban tewas akibat ledakan bom kembar selama kebaktian gereja di Filipina selatan menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai 71 lainnya. ISIS melalui media propagandanya, Amaq, mengaku di balik serangan tersebut. "Dua martir Islamic State melakukan serangan bunuh diri ganda yang mematikan dan melukai 120 orang," klaim kelompok tersebut.
Melansir Reuters pada Rabu (30/1), insiden itu terjadi tepat setelah tengah malam di Zamboanga, sebuah provinsi yang mayoritas penduduknya beragama Kristen di wilayah Mindanao.
Militer dalam sebuah pernyataan kemudian menyerukan persatuan di antara komunitas Mindanao dan mendesak publik untuk menahan diri dari spekulasi di media sosial yang dapat menyebarkan informasi yang salah.
Sementara itu, Komandan satuan tugas regional Filipina, Kolonel Leonel Nicolas menekankan, insiden itu bukanlah tindakan pembalasan atas serangan gereja.
Seperti diketahui, akhir pekan lalu serangan bom kembar terjadi saat kebaktian di gereja di Filipina Selatan. Serangan bom ini terjadi beberapa hari setelah referendum otonomi untuk wilayah yang sebagian besar penduduknya Muslim itu.
Ledakan pertama meledak terjadi di dalam katedral di Jolo, di provinsi pulau Sulu, yang kemudian diikuti oleh ledakan kedua di tempat parkir di luar gereja, menewaskan militer dan warga sipil.
Korban tewas akibat ledakan bom kembar selama kebaktian gereja di Filipina selatan menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai 71 lainnya. ISIS melalui media propagandanya, Amaq, mengaku di balik serangan tersebut. "Dua martir Islamic State melakukan serangan bunuh diri ganda yang mematikan dan melukai 120 orang," klaim kelompok tersebut.
(esn)