Bantah Bersekutu dengan Iran, Rusia: Keamanan Israel Prioritas Utama

Minggu, 27 Januari 2019 - 03:17 WIB
Bantah Bersekutu dengan Iran, Rusia: Keamanan Israel Prioritas Utama
Bantah Bersekutu dengan Iran, Rusia: Keamanan Israel Prioritas Utama
A A A
MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov membantah bahwa Moskow bersekutu dengan Iran untuk sementara di Suriah. Dia mengatakan keamanan Israel adalah salah satu prioritas utama pemerintahnya.

"Kami sama sekali tidak meremehkan pentingnya tindakan yang akan memastikan keamanan yang sangat kuat dari Negara Israel," kata Ryabkov kepada CNN dalam sebuah wawancara.

"Israel tahu ini, Amerika Serikat tahu ini, semua orang, termasuk Iran, Turki, pemerintah di Damaskus. Ini adalah salah satu prioritas utama Rusia," katanya lagi, yang dilansir dari Times of Israel, Minggu (27/1/2019).

Ryabkov mengatakan tidak akurat untuk mengkategorikan Rusia dan Iran sebagai sekutu, karena kedua negara hanya bekerja bersama di Suriah.

"(Orang-orang Iran) sangat membantu ketika kami mengadakan Kongres Nasional rakyat Suriah di Sochi, tetapi kami tidak melihat pada waktu tertentu apa pun yang terjadi secara langsung mengenai apa yang terjadi," katanya.

Ryabkov mencatat bahwa Rusia tahun lalu berhasil meyakinkan Iran untuk menarik pasukannya sekitar 85 kilometer (53 mil) dari perbatasan utara Israel. Dia mengatakan bahwa Moskow bersiap untuk melangkah lebih jauh pada saat itu, tetapi negosiasi dengan Iran terpecah lantaran penerapan kembali sanksi Amerika Serikat (AS).

Komentar Ryabkov muncul beberapa hari setelah terjadi gejolak antara Israel dan Iran di perbatasan Suriah.

Pada hari Minggu, Israel melakukan serangan rudal siang hari yang jarang terjadi pada sasaran-sasaran Iran di Suriah. Sebagai tanggapan, Iran menembakkan rudal surface-to-surface (permukaan-ke-permukaan) di Dataran Tinggi Golan utara. Menurut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) rudal itu dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome di atas resor ski Gunung Hermon.

Beberapa jam kemudian, pada jam-jam Subuh Senin pagi, Angkatan Udara Israel melancarkan serangan balasan terhadap sasaran-sasaran Iran di dekat Damaskus dan pada baterai pertahanan udara Suriah yang menembaki jet tempur Israel.

Sebanyak 21 orang tewas dalam serangan Israel di Suriah pada Senin pagi, 12 di antaranya adalah petempur Iran. Data ini berasal dari kelompok pemantau krisis Suriah yang berbasis di Inggris, yakni Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

IDF merilis rekaman video serangan udara terhadap baterai sistem pertahanan udara Suriah. Sementara itu, foto-foto yang diterbitkan oleh ImageSat pada hari Selasa menunjukkan gudang dan sistem radar di Bandara Internasional Damaskus hancur dalam serangan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah melakukan ratusan serangan udara di Suriah terhadap target yang terkait dengan Iran. Sejumlah serangan telah menargetkan bandara Damaskus dalam upaya untuk menghentikan transfer senjata dari Iran ke milisinya di Suriah dan Lebanon. Serangan itu dikoordinasikan dengan Rusia.

Namun, jumlah serangan udara di Suriah yang dikaitkan dengan Israel telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, setelah sebuah pesawat militer Rusia secara tak sengaja ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara S-200 Suriah ketika merespons serangan jet-jet tempur Israel di Latakia September lalu. Sebanyak 15 tentara Rusia tewas dalam insiden itu.

Rusia menyalahkan militer Israel atas insiden tersebut.Namun, rezim Zionis menolak disalahkan. Sebagai respons atas insiden itu, Moskow memasok Suriah dengan sistem pertahanan udara S-300. Sistem itu dikirim ke Suriah akhir tahun lalu, tetapi belum digunakan karena tim pertahanan udara Suriah masih perlu dilatih untuk mengoperasikannya.

Para pejabat militer di Moskow dan Tel Aviv telah terlibat dalam perundingan untuk memulihkan kepercayaan atas insiden jatuhnya pesawat Il-20.

Pada hari Rabu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova mengatakan Israel harus menghentikan serangan sewenang-wenang di wilayah Suriah. Menurutnya, tindakan militer rezim Zionis tersebut dapat kekacauan baru di Timur Tengah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3222 seconds (0.1#10.140)