7 Negara yang Menggelar Aksi Pro-Palestina
loading...
A
A
A
Akademisi Yordania juga mengeluarkan pernyataan yang menunjukkan solidaritas dengan mahasiswa dan akademisi di universitas-universitas AS, yang ditandatangani oleh lebih dari 100 guru.
Foto/AP
Menjelang kekacauan yang terjadi di AS, para pengunjuk rasa mahasiswa mendirikan kamp di kampus Universitas Toronto, demikian laporan stasiun televisi nasional Kanada, CBC, pada Kamis.
Aktivis di Kanada mengeluarkan tuntutan serupa agar universitas mereka melakukan divestasi dari aset yang “menopang apartheid Israel, pendudukan dan pemukiman ilegal Palestina.”
Melansir Time, di Universitas McGill di Quebec, para demonstran pro-Palestina diberi kemenangan sementara setelah hakim memutuskan menolak permintaan perintah yang akan memaksa para pengunjuk rasa meninggalkan lokasi pada hari Rabu. Keesokan harinya, pengunjuk rasa pro-Palestina bertemu dengan pengunjuk rasa pro-Israel, meskipun polisi menyebut protes tersebut berlangsung damai.
Laporan menunjukkan bahwa protes tidak hanya terjadi pada mahasiswa McGill, alumni dan mahasiswa dari Universitas Concordia dan Université de Montréal juga ikut berpartisipasi.
Para pengunjuk rasa pro-Palestina juga mendirikan perkemahan di Universitas Toronto, dan mengganti nama King’s College Circle menjadi People’s Circle for Palestine. Selain divestasi, para siswa juga meminta sekolah mereka untuk memutuskan hubungan dengan institusi akademis Israel yang “beroperasi di wilayah Palestina yang diduduki, atau mempertahankan kebijakan apartheid, pendudukan dan pemukiman ilegal di wilayah tersebut.”
Pejabat kampus memperingatkan pengunjuk rasa untuk meninggalkan kampus pada pukul 10 malam. Kamis, tetapi kemudian mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengeluarkan siapa pun dari kampus selama protes tetap damai, menurut CBC. Namun, para administrator memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak polisi di wilayah tersebut.
“Kami sadar bahwa Kepolisian Toronto sedang memantau protes tersebut. Mohon dorong orang lain untuk tetap damai… Perkataan kebencian, ancaman, dan bahasa atau perilaku diskriminatif lainnya bukan merupakan protes damai,” kata Wakil Rektor Universitas Toronto Sandy Welsh dalam pernyataan universitas. Mahasiswa tetap bersikeras bahwa mereka tidak akan keluar sampai tuntutan mereka dipenuhi. Rektor Universitas Toronto Meric S. Gertler mengatakan kepada anggota kelompok Occupy for Palestine bahwa universitas tidak akan memenuhi permintaan mereka.
Foto/AP
Di Universidad Nacional AutĂłnoma de MĂ©xico, universitas terbesar di Meksiko, penyelenggara telah mendirikan perkemahan untuk menyerukan “[un] alto al genocidio imperialista en Gaza,” atau diakhirinya “genosida imperialis di Gaza,” lapor El PaĂs.
Mahasiswa meminta universitas mereka dan negara Meksiko untuk mengakhiri semua hubungan diplomatik dengan Israel. Negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk yang terbaru Kolombia, telah mengakhiri hubungan mereka dengan negara Timur Tengah tersebut.
6. Kanada
Foto/AP
Menjelang kekacauan yang terjadi di AS, para pengunjuk rasa mahasiswa mendirikan kamp di kampus Universitas Toronto, demikian laporan stasiun televisi nasional Kanada, CBC, pada Kamis.
Aktivis di Kanada mengeluarkan tuntutan serupa agar universitas mereka melakukan divestasi dari aset yang “menopang apartheid Israel, pendudukan dan pemukiman ilegal Palestina.”
Melansir Time, di Universitas McGill di Quebec, para demonstran pro-Palestina diberi kemenangan sementara setelah hakim memutuskan menolak permintaan perintah yang akan memaksa para pengunjuk rasa meninggalkan lokasi pada hari Rabu. Keesokan harinya, pengunjuk rasa pro-Palestina bertemu dengan pengunjuk rasa pro-Israel, meskipun polisi menyebut protes tersebut berlangsung damai.
Laporan menunjukkan bahwa protes tidak hanya terjadi pada mahasiswa McGill, alumni dan mahasiswa dari Universitas Concordia dan Université de Montréal juga ikut berpartisipasi.
Para pengunjuk rasa pro-Palestina juga mendirikan perkemahan di Universitas Toronto, dan mengganti nama King’s College Circle menjadi People’s Circle for Palestine. Selain divestasi, para siswa juga meminta sekolah mereka untuk memutuskan hubungan dengan institusi akademis Israel yang “beroperasi di wilayah Palestina yang diduduki, atau mempertahankan kebijakan apartheid, pendudukan dan pemukiman ilegal di wilayah tersebut.”
Pejabat kampus memperingatkan pengunjuk rasa untuk meninggalkan kampus pada pukul 10 malam. Kamis, tetapi kemudian mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengeluarkan siapa pun dari kampus selama protes tetap damai, menurut CBC. Namun, para administrator memperingatkan bahwa akan ada lebih banyak polisi di wilayah tersebut.
“Kami sadar bahwa Kepolisian Toronto sedang memantau protes tersebut. Mohon dorong orang lain untuk tetap damai… Perkataan kebencian, ancaman, dan bahasa atau perilaku diskriminatif lainnya bukan merupakan protes damai,” kata Wakil Rektor Universitas Toronto Sandy Welsh dalam pernyataan universitas. Mahasiswa tetap bersikeras bahwa mereka tidak akan keluar sampai tuntutan mereka dipenuhi. Rektor Universitas Toronto Meric S. Gertler mengatakan kepada anggota kelompok Occupy for Palestine bahwa universitas tidak akan memenuhi permintaan mereka.
7. Meksiko
Foto/AP
Di Universidad Nacional AutĂłnoma de MĂ©xico, universitas terbesar di Meksiko, penyelenggara telah mendirikan perkemahan untuk menyerukan “[un] alto al genocidio imperialista en Gaza,” atau diakhirinya “genosida imperialis di Gaza,” lapor El PaĂs.
Mahasiswa meminta universitas mereka dan negara Meksiko untuk mengakhiri semua hubungan diplomatik dengan Israel. Negara-negara Amerika Latin lainnya, termasuk yang terbaru Kolombia, telah mengakhiri hubungan mereka dengan negara Timur Tengah tersebut.