Gaji Ditunda karena Shutdown, Petugas Bandara AS Ramai-ramai Bolos

Senin, 14 Januari 2019 - 09:09 WIB
Gaji Ditunda karena Shutdown, Petugas Bandara AS Ramai-ramai Bolos
Gaji Ditunda karena Shutdown, Petugas Bandara AS Ramai-ramai Bolos
A A A
WASHINGTON - Para petugas keamanan bandara federal Amerika Serikat (AS) ramai-ramai absen atau membolos setelah gaji mereka ditunda. Penundaan gaji itu karena layanan pemerintah AS sedang shutdown atau mengalami penutupan yang dipicu perseteruan Presiden Donald Trump dengan Kongres (Parlemen).

Shutdown pada hari Minggu waktu Washington sudah memasuki hari ke-23. Absennya para petugas keamanan bandara itu bisa berdampak buruk pada keamanan AS.

Administrasi Keamanan Transportasi (TSA), agen yang bertanggung jawab untuk penyaringan keamanan bandara, mengatakan ketidakhadiran karyawan naik menjadi 7,7 persen dari 5,6 persen pada hari Sabtu. Angka absen ini lebih dari dua kali lipat dibanding periode tahun lalu.

TSA mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu bahwa keamanan belum dikompromikan di bandara AS.

Para petugas penyaring termasuk di antara karyawan federal yang dibayar paling rendah. Gaji mereka akan dibayar setelah shutdown berakhir.

Sebuah concourse di Bandara Internasional Miami ditutup selama akhir pekan karena tidak cukup agen TSA yang hadir untuk seluruh pos pemeriksaan keamanan bandara.

Pihak bandara mengatakan bahwa mereka akan membuka kembali ruang pertemuan pada hari Senin (14/1/2019). "Dan terus memantau tingkat staf pos pemeriksaan dan membuat penyesuaian yang diperlukan," kata pihak bandara, yang dikutip Reuters.

Bekerja tanpa bayaran, para karyawan TSA telah melapor sakit dalam jumlah yang meningkat sejak shutdown dimulai. Pada hari Minggu, TSA mengatakan tingkat ketidakhadiran karyawan secara nasional mencapai 7,7 persen.

Shutdown terjadi karena Kongres yang dikuasai Partai Demokrat menolak menyetujui permintaan anggaran pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko sebesar USD5,7 miliar seperti yang diminta Presiden Donald Trump.

Senator Tim Kaine menyebut tembok perbatasan itu sejatinya bisa menelan biaya sekitar USD23 miliar. Kubu Demokrat mendesak Trump mengakhiri shutdown. "Akhiri penutupan dan letakkan semuanya di atas meja," kata Dick Durbin, orang nomor dua Demokrat di Senat AS, saat berbicara di program "This Week" ABC.

Tembok perbatasan itu merupakan janji kampanye Trump selama kampanye pemilu 2016. Tembok itu untuk melawan imigran ilegal yang memasuki AS.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3502 seconds (0.1#10.140)