Pentagon Akui AS Tak Sanggup Perang dengan Rusia dan China

Kamis, 10 Januari 2019 - 17:11 WIB
Pentagon Akui AS Tak Sanggup Perang dengan Rusia dan China
Pentagon Akui AS Tak Sanggup Perang dengan Rusia dan China
A A A
WASHINGTON - Pentagon, dalam sebuah laporan internal yang bocor ke media, mengungkap bahwa Amerika Serikat (AS) tidak sanggup berperang dengan Rusia dan China. Alasannya, logistik militer AS sudah usang dan memerlukan modernisasi yang signifikan.

Dalam laporan itu, Pentagon menuturkan bahwa rantai pasokan Departemen Pertahanan AS telah memburuk, dan mereka sekarang membutuhkan modernisasi yang signifikan dan pendanaan dari pembayar pajak. Menurut Pentagon, teknologi seperti Blockchain akan membantu.

"Sejak berakhirnya Perang Dingin, AS tidak memerangi musuh yang mampu mengacaukan rantai pasokan militer dan penyebaran personel dan material," bunyi laporan yang dirilis oleh Dewan Sains Pertahanan (DSB) Pentagon.

"Oleh karena itu, perusahaan logistik Pentagon telah menderita kelalaian dan kekurangan dana kronis," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (10/1).

Dalam laporan itu, ketua DSB Craig Fields dalam laporan itu mengatakan mengabaikan sebuah kelalaian telah terbukti sebagai kesalahan. Tanpa menyediakan sumber daya bagi personel militer, pengembangan taktik dan teknologi canggih tidak akan memiliki peluang untuk menjadi masalah.

Pensiunan Jenderal AS Paul Kern dan Duncan McNabb, yang menulis kata pengantar dalam laporan tersebut menyebut Satuan Tugas menemukan kekurangan yang signifikan yang, jika dibiarkan tanpa penanganan, akan membahayakan kemampuan AS untuk memproyeksikan kekuasaan dan mempertahankan perjuangan melawan pesaing strategis.

"Jaringan militer dan komersial rentan terhadap spionase, manipulasi, dan serangan. Solusi teknologi untuk masalah ini sudah ada, atau akan ada dalam waktu dekat. Departemen Pertahanan harus segera mengadopsinya," ungkap keduanya.

Menurut laporan itu, kekurangan termasuk insentif yang tidak selaras antara militer dan pangkalan industri serta kelangkaan latihan perang realistis yang secara akurat mencerminkan ancaman dan kemampuan perusahaan logistik bersama. Kesenjangan lain yang dibutuhkan oleh perusahaan logistik bersama untuk mengisi jaringan informasi logistik.

DSB kemudian merekomendasikan Kepala Departemen Informasi Departemen Pertahanan AS menerapkan teknologi seperti blockchain dan mengarahkan Badan Sistem Informasi Pertahanan untuk berdiri di atas infrastruktur seperti konsep blockchain.

Infrastruktur ini memungkinkan Departemen Pertahanan untuk mengevaluasi potensi aplikasi cyber ofensif dan defensif dari blockchains dan teknologi database terdistribusi lainnya. Komando Transportasi AS, yang terletak di Pangkalan Udara Scott, Illinois, diarahkan untuk bekerja dengan mitra komersial untuk melakukan pembuktian konsep dengan blockchain.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5160 seconds (0.1#10.140)