Menlu Ukraina Setuju dengan Rusia Soal Bantuan Militer AS
loading...
A
A
A
KIEV - Menteri Luar Negeri (Menlu) Ukraina Dmitry Kuleba memuji keputusan Senat Amerika Serikat (AS) yang menyetujui paket pendanaan sebesar USD61 miliar.
Namun dia memperingatkan hal itu tidak akan cukup untuk membuat perbedaan di medan perang.
Setelah perselisihan selama berbulan-bulan, Partai Republik menyerah kepada Partai Demokrat yang berkuasa dan mendukung proposal bantuan Gedung Putih dalam pemungutan suara 79-18 pada Selasa malam (23/4/2024).
“Haleluya,” ungkap Kuleba kepada The Guardian dalam wawancara eksklusif pada Rabu.
“Tidak ada satu paket pun yang bisa menghentikan Rusia. Yang bisa menghentikan Rusia adalah front persatuan seluruh Ukraina dan semua mitranya,” papar dia.
Sikap Kuleba sejalan dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, yang juga menyatakan senjata dan amunisi yang diberikan AS dan sekutunya kepada Kiev tidak akan mengubah “dinamika di garis depan,” di mana pasukan Rusia telah mencapai kemajuan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
“Satu-satunya hal yang akan dilakukan oleh bantuan baru AS adalah membuat lebih banyak warga Ukraina terbunuh,” papar Peskov.
Kuleba mendesak Barat meningkatkan produksi militer, karena Ukraina kehabisan pertahanan udara dan Rusia memiliki keunggulan sepuluh banding satu dalam persenjataan artileri.
“Ketika saya melihat apa yang dicapai Rusia dalam membangun basis industri pertahanannya dalam dua tahun perang dan apa yang telah dicapai Barat, saya pikir ada sesuatu yang salah di pihak Barat,” ungkap Kuleba. “Barat harus menyadari bahwa era perdamaian di Eropa telah berakhir.”
Menteri luar negeri Ukraina mendesak sekutu Kiev beralih dari “menyatakan belasungkawa dan simpati kepada Ukraina dan berjanji membantu pemulihan, menjadi mencegah hilangnya nyawa dan kehancuran negara” dengan memberikan lebih banyak senjata dan amunisi.
Meskipun Kuleba berani menghadapi situasi di Kiev, tentara Ukraina yang berbicara kepada Financial Times pada akhir pekan tampak lebih pesimistis.
“Bantuan AS mungkin membantu memperlambat gerakan Rusia tetapi tidak akan menghentikan mereka,” ujar beberapa tentara Ukraina kepada outlet tersebut.
“Senjata dan amunisi Barat sebanyak apa pun tidak dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja di Kiev,” tambah mereka.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova berargumentasi AS menggunakan warga Ukraina sebagai “umpan meriam,” dan berharap agar Kiev tetap mendapat dukungan hidup hingga setelah pemilu presiden bulan November.
“Pada akhirnya, AS akan menghadapi kegagalan besar dan memalukan yang setara dengan Vietnam atau Afghanistan,” pungkas Zakharova.
Namun dia memperingatkan hal itu tidak akan cukup untuk membuat perbedaan di medan perang.
Setelah perselisihan selama berbulan-bulan, Partai Republik menyerah kepada Partai Demokrat yang berkuasa dan mendukung proposal bantuan Gedung Putih dalam pemungutan suara 79-18 pada Selasa malam (23/4/2024).
“Haleluya,” ungkap Kuleba kepada The Guardian dalam wawancara eksklusif pada Rabu.
“Tidak ada satu paket pun yang bisa menghentikan Rusia. Yang bisa menghentikan Rusia adalah front persatuan seluruh Ukraina dan semua mitranya,” papar dia.
Sikap Kuleba sejalan dengan juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, yang juga menyatakan senjata dan amunisi yang diberikan AS dan sekutunya kepada Kiev tidak akan mengubah “dinamika di garis depan,” di mana pasukan Rusia telah mencapai kemajuan signifikan dalam beberapa pekan terakhir.
“Satu-satunya hal yang akan dilakukan oleh bantuan baru AS adalah membuat lebih banyak warga Ukraina terbunuh,” papar Peskov.
Kuleba mendesak Barat meningkatkan produksi militer, karena Ukraina kehabisan pertahanan udara dan Rusia memiliki keunggulan sepuluh banding satu dalam persenjataan artileri.
“Ketika saya melihat apa yang dicapai Rusia dalam membangun basis industri pertahanannya dalam dua tahun perang dan apa yang telah dicapai Barat, saya pikir ada sesuatu yang salah di pihak Barat,” ungkap Kuleba. “Barat harus menyadari bahwa era perdamaian di Eropa telah berakhir.”
Menteri luar negeri Ukraina mendesak sekutu Kiev beralih dari “menyatakan belasungkawa dan simpati kepada Ukraina dan berjanji membantu pemulihan, menjadi mencegah hilangnya nyawa dan kehancuran negara” dengan memberikan lebih banyak senjata dan amunisi.
Meskipun Kuleba berani menghadapi situasi di Kiev, tentara Ukraina yang berbicara kepada Financial Times pada akhir pekan tampak lebih pesimistis.
“Bantuan AS mungkin membantu memperlambat gerakan Rusia tetapi tidak akan menghentikan mereka,” ujar beberapa tentara Ukraina kepada outlet tersebut.
“Senjata dan amunisi Barat sebanyak apa pun tidak dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja di Kiev,” tambah mereka.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova berargumentasi AS menggunakan warga Ukraina sebagai “umpan meriam,” dan berharap agar Kiev tetap mendapat dukungan hidup hingga setelah pemilu presiden bulan November.
“Pada akhirnya, AS akan menghadapi kegagalan besar dan memalukan yang setara dengan Vietnam atau Afghanistan,” pungkas Zakharova.
(sya)