Miliarder Investor TikTok Jeff Yass Diduga Danai Kelompok Anti-Muslim dan Pro-Israel

Kamis, 25 April 2024 - 12:39 WIB
loading...
A A A
Pejabat keuangan kampanye negara mengharuskan kelompok tersebut untuk mengungkapkan identitas donornya. Yass, melalui QXZ, adalah penyandang dana terbesar dari Strong Economy for Growth.

Keterlibatan QXZ dalam pendanaan advokasi kebijakan luar negeri yang tersembunyi berlanjut pada tahun 2015 dengan kontribusi USD250.000 kepada Emergency Committee for Israel (ECI) yang dipimpin oleh pakar neokonservatif Bill Kristol, sebuah kelompok yang memasang iklan yang menyerang Obama sebagai “menyerah pada Iran” dengan JCPOA.

Connie Bruck dari The New Yorker menggambarkan strategi kelompok tersebut dan melaporkan bahwa ECI “berusaha mengintimidasi para pengkritik Netanyahu, dan para pendukung paling kuat Israel di Amerika, atas meningkatnya dorongan untuk berperang dengan Iran, dan untuk merugikan Obama”.

Menggarisbawahi komitmen QXZ terhadap sayap Partai Republik yang paling militeristik dan pro-Israel, kelompok ini menyumbangkan USD1,05 juta antara tahun 2018 hingga 2019 kepada Republican Jewish Coalition, sebuah kelompok donor besar yang sangat pro-Israel.

Juru bicara Yass tidak mengomentari hubungan Yass dengan QXZ namun membantah keterlibatan Yass dalam sumbangan kepada ECI, Republican Jewish Coalition atau pun Citizens for a Nuclear Free Iran.

“Jeff Yass tidak pernah mengarahkan QXZ untuk mendanai kelompok semacam itu dan pernyataan apa pun adalah salah,” kata pihak juru bicara tersebut.

Yass tidak mengatakan apa pun tentang agenda kebijakan luar negerinya dalam pernyataan publiknya, tetapi jadwal pertemuannya dengan Trump dan keputusan Trump yang mengubah sikapnya dalam melarang TikTok memberikan indikasi awal bahwa Yass mungkin sudah menjadi tokoh berpengaruh bagi calon presiden dari Partai Republik.

Trump memiliki rekam jejak dalam mengubah sikapnya terhadap Israel dan Iran agar sejalan dengan negara-negara donor besar. Setelah mendapatkan nominasi pada tahun 2016, Trump beralih ke posisi yang lebih militeristik di Timur Tengah—berkomitmen untuk menarik AS dari JCPOA, memindahkan kedutaan AS di Israel ke Yerusalem, dan mendukung pendekatan AS yang pro-Israel tanpa syarat terhadap konflik Israel-Palestina.

Juru bicara Yass membantah bahwa Yass mencari pengaruh dengan Trump dalam masalah kebijakan luar negeri.

“Jeff Yass tidak pernah membahas kebijakan luar negeri dengan Donald Trump, tidak pernah memberikan kontribusi kepada Trump, dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya,” kata pihak juru bicara tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1550 seconds (0.1#10.140)