Pakar: AS Yakinkan Dunia Agar Meminggirkannya karena Beragam Tingkahnya

Kamis, 11 April 2024 - 11:29 WIB
loading...
Pakar: AS Yakinkan Dunia...
Presiden AS Joe Biden. Foto/AP
A A A
WASHINGTON - Bulan lalu, sekelompok 27 anggota parlemen bipartisan Amerika Serikat (AS) meminta agar Presiden AS Joe Biden memblokir para pejabat tinggi pemerintah Iran memasuki AS untuk pertemuan Majelis Umum PBB pada September.

“Amerika Serikat mendiskreditkan lembaga-lembaga yang dirancangnya dan meyakinkan dunia bahwa mereka perlu dipinggirkan melalui tindakannya di panggung dunia,” ungkap Dr Seyed Mohammad Marandi kepada The Critical Hour di Sputnik pada Rabu (10/4/2024).

Saat membahas permintaan dari anggota parlemen AS pada Presiden AS Joe Biden untuk melarang diplomat senior Iran menghadiri pertemuan PBB mendatang di New York, Marandi mengatakan, “Pelecehan terhadap pejabat Iran bukanlah hal yang jarang terjadi di AS, tetapi setiap kasus semakin mendiskreditkan Amerika Serikat, dan Kota New York sebagai pusat konferensi internasional dan negosiasi internasional.”

AS diwajibkan berdasarkan perjanjian markas besar PBB tahun 1947 untuk mengizinkan diplomat asing, bahkan dari negara musuh, mengakses pertemuan.

“Ketika Amerika Serikat menjadi semakin tidak rasional dalam pendekatan diplomatiknya, (hal ini akan menciptakan insentif bagi negara-negara Selatan dan komunitas internasional untuk tidak terlalu bergantung pada PBB dan lebih fokus pada pembangunan organisasi regional atau internasional baru, seperti BRICS, seperti Organisasi Kerjasama Shanghai,” papar Marandi.



Amerika Serikat membentuk PBB dan badan-badan internasional lainnya setelah Perang Dunia II dan melakukan hal tersebut demi keuntungan mereka sendiri, menurut Marandi.

“Dewan Keamanan PBB adalah badan yang sama sekali tidak demokratis. AS dan empat negara lainnya mempunyai kursi tetap dan berhak memveto. Dan Amerika Serikat bahkan tidak bisa mentolerir kehadiran diplomat Iran di gedung tersebut,” ujar dia.

Marandi mengaitkan tindakan tersebut dengan langkah AS menjadikan berbagai lembaga keuangan sebagai senjata, yang mungkin merujuk pada pembekuan aset Afghanistan, Rusia, dan Suriah.

“Amerika Serikat, yang telah mendapatkan keuntungan dari lembaga-lembaga keuangan ini dan dari fakta bahwa dolar AS telah digunakan secara global karena digunakan sebagai senjata, (tetapi) pada akhirnya, hal ini melemahkan lembaga-lembaga tersebut dan dolar AS,” papar dia.

Ketika ditanya tentang komentar Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bahwa dia melihat “tidak ada bukti” adanya Genosida oleh Israel di Gaza, Marandi mengatakan perilaku tersebut juga merusak kedudukan Amerika Serikat di mata dunia.

“Terlepas dari pernyataan-pernyataan yang tidak bermoral, fakta bahwa Amerika Serikat berperilaku seperti ini, baik terhadap diplomat asing, institusi keuangan dan dolar AS, atau pembantaian perempuan pada anak-anak, tindakan ini menghancurkan Amerika Serikat (dan) posisinya di seluruh dunia. Mereka telah menghancurkan diri mereka sendiri,” jelas Marandi.

“Sekarang, di panggung global, Amerika Serikat tidak hanya dipandang sebagai kaki tangan dalam genosida, namun juga penyangkal genosida,” pungkas dia.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
Hamas Senang Trump Cabut...
Hamas Senang Trump Cabut Rencana AS Usir Warga Gaza
Ukraina Kehabisan Rudal...
Ukraina Kehabisan Rudal ATACMS Amerika untuk Melawan Rusia
Donald Trump: Tidak...
Donald Trump: Tidak Ada yang Mengusir Rakyat Palestina dari Gaza
Ukraina Setuju Gencatan...
Ukraina Setuju Gencatan Senjata 30 Hari, Ini Respons Rusia
7 Fakta Donald Trump...
7 Fakta Donald Trump Memecat Tentara Transgender AS, dari 12.000 Prajurit LGBT hingga Bumerang Kepalsuan
7 Negara yang Berebut...
7 Negara yang Berebut Kekuasaan di Arktik, Rusia Jadi Jagoannya
Profil Linda McMahon,...
Profil Linda McMahon, Menteri Pendidikan AS Era Trump yang Pecat 50 Persen Pegawainya
Rekomendasi
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Kisah Hikmah : Nilai...
Kisah Hikmah : Nilai Umur Manusia di Bulan Ramadan
Rinnai Indonesia Luncurkan...
Rinnai Indonesia Luncurkan Smart HOB RB-A2660G(B), Dilengkapi Teknologi Automatic Menu
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
32 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
3 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
Musuh-musuh Utama AS...
Musuh-musuh Utama AS dan NATO akan Gelar Latihan Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved