AS Peringatkan Negara Indo-Pasifik dari Perangkap Utang China

Senin, 19 November 2018 - 11:01 WIB
AS Peringatkan Negara Indo-Pasifik dari Perangkap Utang China
AS Peringatkan Negara Indo-Pasifik dari Perangkap Utang China
A A A
PORT MORESBY - Amerika Serikat memperingatkan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik untuk tidak jatuh ke dalam perangkap utang China. Wakil Presiden Mike Pence mendorong negara-negara Indo-Pasifik untuk memilih Amerika sebagai opsi pengganti yang lebih baik dalam pembiayaan pembangunannya.

Kritikan Washington terhadap Beijing itu disampaikan Pence dalam pertemuan puncak Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Papua Nugini, Sabtu 17 November pekan lalu.

“Kami tidak menenggelamkan mitra kami dalam lautan utang. Kami tidak memaksa atau mengganggu kemandirian Anda. Kami tidak menawarkan sabuk yang mencekik atau jalan satu arah," kata Pence, menyindir program ambisius "Belt and Road Initiative", sebuah pembelanjaan infrastruktur senilai satu triliun dolar yang didukung Beijing.

Pence memang tidak menyebut nama China dalam kritik pedasnya itu, namun sindirannya jelas merujuk pada Beijing.

"Beberapa menawarkan pinjaman infrastruktur kepada pemerintah di seluruh Indo-Pasifik dan dunia yang lebih luas, namun persyaratan pinjaman tersebut seringkali tidak jelas," ujar Pence, yang dilansir Straits Times, Minggu (18/11/2018).

"Proyek-proyek yang mereka dukung seringkali tidak berkelanjutan dan berkualitas buruk. Terlalu sering mereka datang dengan ikatan dan menyebabkan utang yang mengejutkan," imbuh Pence dalam pidatonya, yang disampaikan segera setelah Presiden China Xi Jinping berpidato.

"Izinkan saya mengatakan dengan sangat hormat kepada semua negara di wilayah yang lebih luas ini dan dunia: Jangan terima utang luar negeri yang dapat membahayakan kedaulatan Anda. Lindungi minat Anda. Pertahankan kemandirian Anda. Dan seperti Amerika, selalu utamakan negara Anda terlebih dahulu."

Dalam pidatonya, Pence mengisyaratkan bahwa Amerika akan terus mengambil bagian dalam operasi kebebasan navigasi di Laut China Selatan, wilayah yang sebagian besar diklaim China.

“AS akan terus menjunjung kebebasan lautan dan langit yang sangat penting bagi kemakmuran kita. Kami akan terus terbang dan berlayar ke mana pun hukum internasional mengizinkan, dan kepentingan nasional kami. Intimidasi hanya akan memperkuat tekad kita. Kami tidak akan mengubah arah," kata Pence.

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping menegaskan bahwa pinjaman dari negaranya untuk negara lain tidak memiliki agenda politik apa pun. "Ini tidak dirancang untuk melayani agenda geopolitik tersembunyi apa pun," kata Presiden Xi.

"Juga bukan perangkap, karena beberapa orang telah melabelinya," ujarnya.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Minggu bahwa tidak ada negara berkembang yang akan jatuh ke dalam perangkap utang hanya karena kerja sama dengan Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying membuat komentar dalam pernyataan online menanggapi pernyataan yang dibuat oleh Wakil Presiden AS Mike Pence.

"Tidak ada negara berkembang yang akan jatuh ke dalam kesulitan utang karena kerja sama dengan China," kata Hua.

"Sebaliknya, bekerja sama dengan China membantu negara-negara ini meningkatkan kemampuan dan tingkat pengembangan independen, dan meningkatkan kehidupan masyarakat setempat."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3735 seconds (0.1#10.140)