Kerabat Tragedi Pesawat MH17 Minta Trump Tuntut Jawaban Putin

Sabtu, 10 November 2018 - 11:54 WIB
Kerabat Tragedi Pesawat MH17 Minta Trump Tuntut Jawaban Putin
Kerabat Tragedi Pesawat MH17 Minta Trump Tuntut Jawaban Putin
A A A
PARIS - Kelompok kerabat korban tragedi jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 meminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menuntut jawaban Presiden Rusia Vladimir Putin atas insiden tersebut. Penyelidik internasional telah menyimpulkan rudal Moskow yang menembak jatuh pesawat itu di Ukraina timur pada tahun 2014.

Permintaan itu disampaikan melalui sebuah surat menjelang pertemuan Armistice Day (Hari Gencatan Senjata) di Paris pada hari Minggu (11/11/2018). Dalam forum itulah Trump dijadwalkan bertemu dengan Putin.

Forum yang diselenggarakan oleh Prancis itu untuk memperingati 100 tahun berakhirnya Perang Dunia I.

Pertemuan Trump dan Putin dilaporkan dirancang atas permintaan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk komunikasi singkat. Sedangkan pertemuan skala penuh akan berlangsung di KTT G20 di Buenos Aires pada akhir bulan ini.

Trump pada hari Jumat mengatakan bahwa pihaknya mungkin bertemu dengan para pemimpin dunia di sela-sela makan siang di Paris.

Surat keluarga korban pesawat MH17 untuk Trump dikirim melalui Duta Besar Amerika di Belanda.

Dalam surat itu mereka mengaku terpaksa menulis atas nama 30 keluarga korban tragedi MH17, di mana 298 orang meninggal. Dari ratusan korban tersebut, beberapa di antaranya adalah warga Indonesia.

"Baru-baru ini Anda melabeli pembunuhan terhadap Jamal Kashoggi sebagai salah satu dari penutup terburuk dalam sejarah yang ditutup-tutupi," bunyi surat keluarga tersebut, seperti dikutip Sydney Morning Herald, Sabtu (10/11/2018).

"Penutupan yang bertahan lama untuk 298 (korban) pembunuhan pada semua penumpang dan awak MH17 berada dalam kategori yang sama," lanjut surat tersebut.

“Kami menyerukan Anda (Trump) untuk membantu kami dalam pencarian (jawaban) yang sah. Presiden Putin memiliki jawaban yang berhak kita dengar. Kami menyerukan Anda untuk mencoba dan meyakinkannya bahwa tidak pernah terlalu lama untuk penebusan."

Rusia telah berulang kali membantah bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap pesawat komersial Malaysia tersebut. Pemerintah Moskow dan medianya dituduh membantu menyebarkan teori konspirasi dan bukti palsu yang mencoba mengalihkan kesalahan.

Namun penyelidikan internasional, yang masih berlangsung, telah menemukan bahwa pesawat itu dijatuhkan oleh tembakan rudal Rusia. Rudal itu ditembakkan dari sebuah peluncur rudal tentara Rusia yang dibawa ke perbatasan Ukraina.

Meryn O’Brien, ibu dari Jack O’Brien, 25 tahun dari Sydney yang tewas dalam penerbangan MH17, mengatakan bahwa dia telah membaca dan mendukung surat itu kepada Trump.

“Kami mendukung setiap upaya untuk mengungkap kebenaran dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kematian putra kami, Jack, dan semua orang yang duduk tak berdosa di MH17," katanya.

Sander van Luik, yang kehilangan saudara laki-lakinya yang berusia 54 tahun; Klaas Willem van Luik, pada MH17 adalah bagian dari kelompok keluarga Belanda dan Inggris yang menyusun surat itu.

"(Kami) Mencoba untuk memastikan bahwa setiap orang melakukan pekerjaan mereka dengan benar," katanya.

“Jelas bagian dari rasa sakit ini yang Anda dapatkan ketika kehilangan seseorang menghilang tepat waktu. Tetapi kami merasa bahwa seluruh penyamaran, penyalahgunaan kekuasaan, penghindaran akuntabilitas, adalah sesuatu yang perlu diminta setiap kali kami memiliki kesempatan," ujarnya.

“Kami hanya berharap bahwa—sama seperti orang-orang—mereka dapat mengesampingkan politik hanya untuk sesaat dan mengakui bahwa ini bukanlah cara orang yang baik seharusnya bertindak di dunia ini."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4955 seconds (0.1#10.140)