Korupsi, Eks Ibu Negara Filipina Imelda Marcos akan Ditangkap

Jum'at, 09 November 2018 - 13:16 WIB
Korupsi, Eks Ibu Negara Filipina Imelda Marcos akan Ditangkap
Korupsi, Eks Ibu Negara Filipina Imelda Marcos akan Ditangkap
A A A
MANILA - Pengadilan antikorupsi Filipina pada Jumat (9/11/2018) memerintahkan penangkapan mantan ibu negara Imelda Marcos. Pengadilan menemukan bukti bahwa dia bersalah atas tujuh tuduhan korupsi selama dua dekade pemerintahan suaminya, Ferdinand Marcos.

Imelda Marcos, 89, yang terkenal dengan koleksi sepatu, perhiasan, dan karya seni dalam jumlah banyak, sedang menghadapi lusinan kasus korupsi yang berlarut-larut sejak revolusi rakyat yang didukung militer menggulingkan pemerintahan suaminya pada 1986.

Pengadilan memerintahkan Marcos—seorang anggota kongres—untuk menjalani hukuman penjara masing-masing enam hingga 11 tahun dari tujuh tuduhan korupsi.

Dia didakwa atas tujuh transfer bank sebesar USD200 juta kepada yayasan Swiss selama masa jabatannya sebagai Gubernur Manila.

Imelda Marcos dan wakilnya tidak menghadiri sidang pengadilan pada hari Jumat. Dia tidak bisa dihubungi untuk komentar. Pesan singkat dan panggilan telepon ke pengacaranya juga tidak dijawab.

Pihak jaksa mengatakan surat perintah penangkapan berpotensi tidak bisa dieksekusi segera karena Imelda Marcos dapat mengajukan banding atas putusan pengadilan Sandiganbayan.

"Dia dapat meningkatkan (banding)-nya ke Mahkamah Agung jika dia melihat ada penyalahgunaan kebijaksanaan dalam keputusan (pengadilan) Sandiganbayan. Jadi ini belum final," kata asisten jaksa khusus Ryan Quilala kepada wartawan, seperti dikutip Reuters.

Imelda Marcos—yang telah menjabat tiga periode sebagai anggota kongres—telah mendaftarkan diri untuk mengikuti pemilu untuk menggantikan putrinya, Imee Marcos, 62, sebagai Gubernur Ilocos Norte. Wilayah itu dikenal masih menjadi basis suara kubu keluarga Marcos.

Ferdinand Marcos memerintah Filipina selama dua dekade dan menempatkan negara di bawah darurat militer pada tahun 1972. Selama waktu itu ribuan lawan dipenjarakan, dibunuh atau dihilangkan.

Dia dituduh mengumpulkan lebih dari USD10 miliar saat berkuasa di kantor dan meninggal di pengasingan pada tahun 1989.

Presiden Filipina Rodrigo Duterte menikmati hubungan yang baik dengan keluarga Marcos dan sering memuji mendiang Marcos sebagai sosok yang kuat.

Duterte mengizinkan jasad Marcos dibalsem untuk dimakamkan di pemakaman khusus pahlawan tahun 2016. Sang presiden juga sering ditemani dalam acara resmi oleh Imee Marcos.

Juru bicara Duterte, Salvador Panelo, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan terhadap Imelda Marcos adalah bukti bahwa eksekutif tidak campur tangan atau menggunakan pengaruhnya di pengadilan. Menurutnya, pemerintah Duterte menghormati putusan pengadilan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3884 seconds (0.1#10.140)