Unjuk Kekuatan di Indo-Pasifik, Tetangga Indonesia dan AS Uji Tembak Rudal Canggih
loading...
A
A
A
SYDNEY - Dalam unjuk kekuatan militer di seluruh Indo-Pasifik, Australia telah berkolaborasi dengan Amerika Serikat (AS) melakukan uji coba menembak rudal canggih di Hawaii.
Manuver Washington bersama tetangga Indonesia tersebut berlangsung hanya beberapa hari setelah Taiwan meluncurkan latihan pertahanan udara di garis pantainya sendiri.
Pada 28 Maret 2024, target rudal balistik jarak menengah yang canggih diluncurkan dari fasilitas AS di Kauai untuk menguji sistem tempur Aegis, yang digunakan oleh Angkatan Laut Australia dan AS untuk mendeteksi rudal musuh yang masuk.
Para pejabat militer mengatakan keberhasilan deteksi dan intersepsi rudal tersebut merupakan uji coba paling rumit yang dilakukan terhadap ancaman sasaran prioritas hingga saat ini.
“Ini adalah contoh bagus dari keterlibatan pertahanan kita yang semakin mendalam dengan Amerika Serikat dan peluang bagus untuk menunjukkan interoperabilitas Pasukan Pertahanan Australia dengan Angkatan Laut Amerika,” kata kepala operasi gabungan, Letnan Jenderal Greg Bilton.
Direktur Badan Pertahanan Rudal AS Letnan Jenderal Heath Collins mengatakan tes intersepsi misil tersebut menunjukkan “kekuatan dan fleksibilitas” kemampuan sistem pertahanan rudal.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan semua sekutu kami dalam kolaborasi di masa depan untuk mendeteksi dan mempertahankan pencegahan di Indo-Pasifik,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Uji coba pada hari Kamis ini terjadi setelah Taiwan melakukan serangkaian latihan pertahanan udara pada hari Selasa, setelah total 13 pesawat dan tujuh kapal Angkatan Laut China terlihat di sekitar pulau itu dalam waktu 24 jam, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.
Berbicara tentang menyeimbangkan kepentingan strategis Australia dengan China setelah Canberra mengecam Beijing atas serangkaian serangan siber awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan kedua pemerintah harus “bekerja sama semampu kita”.
“Kami tidak akan setuju dalam segala hal dengan China, sama seperti kami tidak setuju dalam segala hal dengan negara lain, jadi ini tidak berarti Anda tidak terlibat, Anda tidak mencoba dan menemukan area kerja sama yang bisa didekati, dan Anda berbicara jika Anda yakin hal itu perlu dan demi kepentingan nasional,” kata Wong pada hari Minggu (31/3/2024), seperti dikutip news.com.au.
Manuver Washington bersama tetangga Indonesia tersebut berlangsung hanya beberapa hari setelah Taiwan meluncurkan latihan pertahanan udara di garis pantainya sendiri.
Pada 28 Maret 2024, target rudal balistik jarak menengah yang canggih diluncurkan dari fasilitas AS di Kauai untuk menguji sistem tempur Aegis, yang digunakan oleh Angkatan Laut Australia dan AS untuk mendeteksi rudal musuh yang masuk.
Para pejabat militer mengatakan keberhasilan deteksi dan intersepsi rudal tersebut merupakan uji coba paling rumit yang dilakukan terhadap ancaman sasaran prioritas hingga saat ini.
“Ini adalah contoh bagus dari keterlibatan pertahanan kita yang semakin mendalam dengan Amerika Serikat dan peluang bagus untuk menunjukkan interoperabilitas Pasukan Pertahanan Australia dengan Angkatan Laut Amerika,” kata kepala operasi gabungan, Letnan Jenderal Greg Bilton.
Direktur Badan Pertahanan Rudal AS Letnan Jenderal Heath Collins mengatakan tes intersepsi misil tersebut menunjukkan “kekuatan dan fleksibilitas” kemampuan sistem pertahanan rudal.
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan semua sekutu kami dalam kolaborasi di masa depan untuk mendeteksi dan mempertahankan pencegahan di Indo-Pasifik,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Uji coba pada hari Kamis ini terjadi setelah Taiwan melakukan serangkaian latihan pertahanan udara pada hari Selasa, setelah total 13 pesawat dan tujuh kapal Angkatan Laut China terlihat di sekitar pulau itu dalam waktu 24 jam, menurut Kementerian Pertahanan Taiwan.
Berbicara tentang menyeimbangkan kepentingan strategis Australia dengan China setelah Canberra mengecam Beijing atas serangkaian serangan siber awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan kedua pemerintah harus “bekerja sama semampu kita”.
“Kami tidak akan setuju dalam segala hal dengan China, sama seperti kami tidak setuju dalam segala hal dengan negara lain, jadi ini tidak berarti Anda tidak terlibat, Anda tidak mencoba dan menemukan area kerja sama yang bisa didekati, dan Anda berbicara jika Anda yakin hal itu perlu dan demi kepentingan nasional,” kata Wong pada hari Minggu (31/3/2024), seperti dikutip news.com.au.
(mas)