Badan Intelijen Rusia Awasi Upaya Barat Mempersenjatai ISIS

Rabu, 27 Maret 2024 - 09:01 WIB
loading...
Badan Intelijen Rusia...
Pejuang ISIS membawa bendera hitam kelompok itu. Foto/sputnik
A A A
MOSKOW - Selama dua tahun terakhir, Rusia telah mengumpulkan bukti keterlibatan Barat dalam pelatihan dan mempersenjatai teroris untuk memanfaatkan mereka di medan perang Ukraina dan di belakang Rusia.

Serangan teror di Balai Kota Crocus telah menimbulkan pertanyaan tentang berulangnya penggunaan unsur-unsur teror oleh Barat, mulai dari mempersenjatai Mujahidin di Afghanistan selama era Perang Dingin hingga laporan terbaru tentang kelompok Islam yang berperang di pihak rezim Ukraina.

Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) Rusia menyatakan pada 13 Februari 2023, bahwa mereka memperoleh informasi intelijen yang menunjukkan militer Amerika Serikat (AS) secara aktif merekrut militan dari kelompok jihad yang berafiliasi dengan Negara Islam (ISIS) dan al-Qaeda untuk melakukan serangan teroris di Rusia dan negara-negara CIS.

Menurut SVR, perhatian khusus diberikan untuk menarik orang-orang dari Kaukasus Utara Rusia dan Asia Tengah untuk bekerja sama.

Badan intelijen Rusia mengungkapkan pada Januari 2023, 60 teroris dengan pengalaman berpartisipasi dalam permusuhan di Timur Tengah, direkrut oleh Barat.

Menurut badan intelijen Rusia, mereka yang direkrut sedang menjalani pelatihan di pangkalan Amerika di Al-Tanf, Suriah, untuk melakukan serangan teroris dan subversif.

SVR mencatat pada saat itu bahwa para militan akan dikirim dalam kelompok kecil ke wilayah Rusia dan negara-negara CIS bekerja sama dengan sel bawah tanah kelompok teroris internasional, termasuk Hizbut Tahrir, Jamaat Ansarullah dan Gerakan Islam Uzbekistan.

“Kami melihat hilangnya prinsip-prinsip moral pada pasukan keamanan AS,” ungkap SVR menyimpulkan dalam pernyataan resminya.

SVR mengecam obsesi Washington untuk menimbulkan kekalahan strategis pada Rusia dengan cara apa pun yang mungkin dilakukan. “Tindakan seperti itu menempatkan Washington setara dengan kelompok teroris internasional terbesar,” tegas SVR, dilansir Sputnik.

Data Intel yang mengonfirmasi rencana yang dijelaskan SVR mulai muncul pada akhir tahun.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1093 seconds (0.1#10.140)