Parlemen Macedonia Restui Perubahan Nama Jadi Macedonia Utara

Sabtu, 20 Oktober 2018 - 11:24 WIB
Parlemen Macedonia Restui Perubahan Nama Jadi Macedonia Utara
Parlemen Macedonia Restui Perubahan Nama Jadi Macedonia Utara
A A A
SKOPJE - Parlemen Macedonia setuju untuk memulai proses penggantian nama negara itu menjadi Macedonia Utara. Ini adalah langkah besar untuk mengakhiri kebuntuan selama beberapa dekade dengan Yunani dan membuka pintu bergabung dengan NATO dan Uni Eropa (UE).

Sebanyak 80 dari 120 anggota parlemen memilih untuk mendukung penggantian nama negara Balkan itu menjadi Republik Macedonia Utara. Jumlah itu hanya mencapai dua pertiga suara mayoritas yang diperlukan untuk memberlakukan perubahan konstitusi.

Langkah itu bisa membuka blokir tawaran untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa, yang telah lama diblokir oleh Yunani. Yunani melakukan hal itu karena berpendapat bahwa nama "Macedonia" menyiratkan nama yang sama dengan provinsi di Yunani.

Kedua negara mencapai kesepakatan tentang perubahan nama pada bulan Juni lalu. Tetapi rintangan tetap ada sebelum perubahan dapat diformalkan.

Referendum mengenai kesepakatan beberapa minggu lalu gagal untuk melewati ambang batas 50 persen, sehingga harus menyerahkannya kepada parlemen Skopje untuk menyelesaikan masalah ini.

Prosedur untuk menyelesaikan perubahan konstitusi panjang dan membutuhkan beberapa putaran voting, dengan hari Jumat hanya tahap pertama. Prosedur ini harus diselesaikan paling lambat pada bulan Januari.

"Hari ini adalah hari bersejarah bagi negara," kata Perdana Menteri Zoran Zaev.

"Macedonia akan menjadi bagian dari keluarga Eropa sesuai dengan impian dan visi kami untuk kehidupan yang lebih baik di negara yang lebih baik akan terpenuhi," sambungnya seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (20/10/2018).

Setelah Macedonia secara resmi mengubah konstitusi, parlemen Yunani juga harus memberikan suara atas kesepakatan itu.

Menteri Pertahanan Yunani Panos Kammenos, yang memimpin sebuah partai kecil sayap kanan yang mendukung pemerintah di parlemen, mengancam akan mengundurkan diri jika pemungutan suara di Yunani dilakukan.

"Hari yang hebat untuk demokrasi di Skopje," Johannes Hahn, komisaris Uni Eropa yang bertanggung jawab atas pembesaran, menulis di akun Twitter-nya.

Rusia dan AS telah saling lempar tuduhan campur tangan dalam urusan Macedonia.

Bulan lalu Washington menuduh Moskow menjalankan kampanye disinformasi untuk menakut-nakuti masyarakat atas kesepakatan itu menjelang referendum mengenai perubahan.

Rusia, yang menentang bergabungnya Macedonia dengan NATO, pada Kamis membalasnya.

"Ada kelanjutan dari campur tangan AS dan Uni Eropa yang paling kasar dalam urusan internal Skopje, yang tingkatnya telah melampaui batas yang mungkin," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4328 seconds (0.1#10.140)