5 Alasan Rumah Sakit di China Menutup Layanan Persalinan
loading...
A
A
A
2. Jumlah Rumah Sakit Bersalin Mengalami Penurunan
Foto/Reuters
China belum mempublikasikan angka resmi mengenai penutupan yang dilaporkan.
Kantor berita Reuters melaporkan minggu ini bahwa “banyak rumah sakit di China” telah berhenti menawarkan layanan kebidanan tahun ini.
Reuters melaporkan, data dari Komisi Kesehatan Nasional China menunjukkan fenomena tersebut tidak seperti yang diharapkan hari ini. Antara tahun 2020 dan 2021, jumlah rumah sakit bersalin turun dari 807 menjadi 793.
“’Musim dingin kebidanan’ tampaknya akan datang dengan tenang”, lapor media Daily Economic News pada pekan lalu. Namun, peringatan ini sudah terdengar lebih lama dibandingkan para ahli medis China dan laporan media.
Pada bulan September, The Paper – sebuah organisasi media digital milik pemerintah yang berbasis di Shanghai – menerbitkan laporan panjang lebar tentang penutupan departemen kebidanan, termasuk di kota Ningbo dan Wenzhou di provinsi Zhejiang, provinsi Jiangsu, wilayah Guangxi, dan kota Guangzhou di Provinsi Guangdong.
Banyak rumah sakit di Guangdong juga telah menyesuaikan layanan kebidanan dan ginekologi mereka, menurut The Paper, seperti pengurangan jam kerja, termasuk tidak adanya jaminan kesehatan dalam semalam, dan pengurangan layanan yang dapat diberikan di waktu lain.
3. Beban Rumah Sakit Makin Besar
Foto/Reuters
Dalam sebuah opini yang diterbitkan oleh China Business News pada bulan Februari, Profesor Deng Yong dari Universitas Pengobatan China Beijing, dan Wang Chongyu, juga dari universitas yang sama, memperingatkan terhadap “penghapusan cepat” departemen pediatrik dan ginekologi di China.
“Alasan di balik fenomena ini dan masalah sosial dan medis yang terungkap perlu segera didiskusikan dan diselesaikan oleh semua sektor,” tulis mereka dalam analisis panjang lebar mengenai situasi yang sedang terjadi dan argumen mereka untuk menjaga departemen kebidanan tetap buka.
“Menurut laporan media, departemen kebidanan di seluruh negeri sedang mengalami ‘musim dingin’ dan jumlah bayi baru lahir terus menurun,” kata mereka.