5 Alasan Rumah Sakit di China Menutup Layanan Persalinan

Senin, 25 Maret 2024 - 20:40 WIB
loading...
5 Alasan Rumah Sakit di China Menutup Layanan Persalinan
Banyak rumah sakit di China menutup layanan persalinan. Foto/Reuters
A A A
BEIJING - Rumah Sakit di China menutup layanan persalinan. Padahal, China memiliki 1,4 miliar penduduk ternyata mengalami musim dingin kelahiran. China mengalami penurunan populasi dalam dua tahun berturut-turut.

Penutupan bangsal bersalin disamakan dengan “musim dingin obstetri” di China. Sementara kekhawatiran masyarakat terhadap penutupan tersebut telah mendorong pihak berwenang untuk menghapus topik pencarian terkait masalah tersebut dari media sosial China.

Namun bungkamnya kekhawatiran masyarakat tidak menghentikan rumah sakit di China untuk menutup bangsal bersalin mereka.

Perekonomian China sedang mengalami kesulitan dan ketika generasi muda menjauhi pernikahan tradisional dan memiliki anak, prospek untuk menghidupkan kembali pertumbuhan populasi di China tampak suram.

5 Alasan Rumah Sakit di China Menutup Layanan Persalinan

1. Makin Sedikit Perempuan China Memiliki Anak

5 Alasan Rumah Sakit di China Menutup Layanan Persalinan

Foto/Reuters

Melansir Al Jazeera, Biro Statistik Nasional China mengumumkan pada bulan Februari bahwa populasi negara tersebut mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut pada tahun 2023 – turun sebesar 2,08 juta menjadi 1,409 miliar.

Penurunan tahun lalu jauh lebih besar dibandingkan penurunan yang tercatat pada tahun 2022 sebesar 850.000 jiwa, yang menandai pertama kalinya populasi China berkurang sejak tahun 1961 – tahun Kelaparan Besar di bawah kepemimpinan Mao Zedong.

Angka pada tahun 2023 juga menunjukkan bahwa kelahiran baru turun 5,7 persen – menjadi 9,02 juta – dan angka kelahiran di negara ini juga mencapai titik terendah baru yaitu 6,39 kelahiran per 1.000 orang, turun dari angka tahun 2022 sebesar 6,77 kelahiran per 1.000 orang.

Angka kelahiran di China telah menurun sejak diberlakukannya kebijakan ketat satu anak bagi keluarga pada tahun 1980 di tengah kekhawatiran akan peningkatan populasi yang pesat. Di tengah penurunan populasi yang sama tajamnya, pemerintah China mengubah kebijakannya pada tahun 2015, mengizinkan pasangan untuk memiliki dua anak, dan kemudian tiga anak pada tahun 2021.

Namun mengizinkan pasangan untuk memiliki lebih banyak anak tidak membuat mereka lebih memilih untuk memiliki anak.

Beberapa penjelasan telah diberikan mengenai alasan masyarakat China tampaknya tidak ingin memiliki lebih banyak anak, termasuk: Efektivitas pesan pemerintah selama puluhan tahun mengenai manfaat membatasi jumlah anggota keluarga menjadi satu anak saja. Biaya ekonomi yang terkait dengan memiliki anak di China – pengasuhan anak, pendidikan, layanan kesehatan – dan dampaknya terhadap karier generasi muda setelah berkeluarga.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1045 seconds (0.1#10.140)