Rusia Kirim Sistem Rudal S-400 ke India dalam Waktu 2 Tahun
A
A
A
SOCHI - Pengiriman pertama sistem rudal S-400 Triumf Rusia ke India akan berlangsung dalam waktu dua tahun. Hal itu disampaikan Kepala Layanan Federal Rusia untuk Kerja Sama Militer, Dmitry Shugaev.
"Pengiriman perdana diharapkan dalam dua tahun," katanya kepada wartawan yang dilansir TASS, Kamis (18/10/2018).
Rusia dan India sudah menyegel kesepakatan penyediaan sistem pertahanan udara S-400 pada awal bulan ini. New Delhi membeli lima unit senjata pertahanan itu dengan nilai kontrak sekitar USD5 miliar.
S-400 Triumf Rusia—oleh NATO dinamai SA-21 Growler—adalah sistem rudal antipesawat jarak jauh terbaru yang mulai digunakan pada tahun 2007. Senjata pertahanan ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, sejumlah tipe rudal balistik, termasuk rudal jarak menengah, dan target di permukaan.
Rudal dari sistem ini dapat mencapai target aerodinamis pada kisaran hingga 400 kilometer (249 mil) dan target balistik taktis terbang dengan kecepatan 4,8 km/detik pada jarak hingga 60 kilometer.
Target tersebut termasuk rudal jelajah, pesawat taktis dan strategis serta hulu ledak rudal balistik. Radar sistem senjata itu diklaim mampu mendeteksi target udara pada jarak hingga 600 kilometer (373 mil).
Penjualan global S-400 Rusia telah membuat Amerika Serikat (AS) kesal. China yang jadi negara pertama pembeli senjata itu telah dijatuhi sanksi oleh Washington. India juga terancam terkena sanksi.
Senjata termutakhir Moskow itu juga diminati sekutu-sekutu AS, seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar. Turki sudah sepakat membeli beberapa unit S-400 Rusia yang pengiriman perdananya akan dilakukan akhir 2019. Sedangkan Saudi dan Qatar masih dalam tahap penjajakan.
"Pengiriman perdana diharapkan dalam dua tahun," katanya kepada wartawan yang dilansir TASS, Kamis (18/10/2018).
Rusia dan India sudah menyegel kesepakatan penyediaan sistem pertahanan udara S-400 pada awal bulan ini. New Delhi membeli lima unit senjata pertahanan itu dengan nilai kontrak sekitar USD5 miliar.
S-400 Triumf Rusia—oleh NATO dinamai SA-21 Growler—adalah sistem rudal antipesawat jarak jauh terbaru yang mulai digunakan pada tahun 2007. Senjata pertahanan ini dirancang untuk menghancurkan pesawat, sejumlah tipe rudal balistik, termasuk rudal jarak menengah, dan target di permukaan.
Rudal dari sistem ini dapat mencapai target aerodinamis pada kisaran hingga 400 kilometer (249 mil) dan target balistik taktis terbang dengan kecepatan 4,8 km/detik pada jarak hingga 60 kilometer.
Target tersebut termasuk rudal jelajah, pesawat taktis dan strategis serta hulu ledak rudal balistik. Radar sistem senjata itu diklaim mampu mendeteksi target udara pada jarak hingga 600 kilometer (373 mil).
Penjualan global S-400 Rusia telah membuat Amerika Serikat (AS) kesal. China yang jadi negara pertama pembeli senjata itu telah dijatuhi sanksi oleh Washington. India juga terancam terkena sanksi.
Senjata termutakhir Moskow itu juga diminati sekutu-sekutu AS, seperti Turki, Arab Saudi dan Qatar. Turki sudah sepakat membeli beberapa unit S-400 Rusia yang pengiriman perdananya akan dilakukan akhir 2019. Sedangkan Saudi dan Qatar masih dalam tahap penjajakan.
(mas)