Kim Jong-un Inspeksi Unit Tank Korut yang Invasi Ibu Kota Korsel
loading...
A
A
A
PYONGYANG - Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un menginspeksi unit tank yang pernah menginvasi Ibu Kota Korea Selatan (Korsel), Seoul, selama Perang Korea.
Media pemerintah Korut, KCNA, pada Senin (25/3/2024) melaporkan Kim Jong-un melakukan inspeksi sambil menyerukan persiapan pertempuran yang lebih besar.
Hubungan antar-Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan militer Pyongyang baru-baru ini melakukan serangkaian uji coba senjata yang dilarang DK PBB, termasuk meluncurkan rudal balistik dan melakukan uji darat mesin rudal hipersonik tipe baru.
Kim Jong-un menginspeksi Seoul Ryu Kyong Su Guards 105th Tank Division pada hari Minggu, menurut KCNA dengan merilis foto-foto yang menunjukkan sang pemimpin sedang meninjau rencana serangan terhadap Korea Selatan.
“Divisi ini merupakan divisi pertama yang menyerang Seoul dan mengibarkan bendera DPRK di gedung DPR (Dewan Perwkilan Rakyat) boneka,” tulis KCNA.
DPRK adalah singkatan dari Democratic People's Republic of Korea, nama resmi negara Korea Utara. Sedangkan istilah boneka yang disebutkan KCNA mengacu pada Korea Selatan yang dipandang Korea Utara sebagai negara boneka Barat.
"Unit tank tersebut menunjukkan prestasi luar biasa dalam banyak pertempuran selama Perang Pembebasan Tanah Air di masa lalu," lanjut KCNA, mengacu pada Perang Korea tahun 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai—yang berarti kedua negara secara teknis masih berperang hingga sekarang.
"Kim mengawasi latihan unit tersebut dan menyatakan kepuasan besar bahwa awak tank telah mempersiapkan diri dengan baik dan menunjukkan keinginan kuat untuk memusnahkan musuh," imbuh laporan KCNA.
Kim Jong-un juga menyerukan lebih banyak “pendidikan ideologis” untuk membantu tentara melanjutkan pekerjaan baik mereka menyelesaikan persiapan perang dan meningkatkan kemampuan tempur.
Kekurangan pangan dilaporkan meluas di Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir, dan Kim Jong-un mengunjungi kafetaria unit tersebut dan mengawasi makanan para prajurit.
"Para pengawas harus selalu memberikan perhatian yang mendalam untuk lebih meningkatkan pola makan para petugas,” kata Kim Jong-un.
"Untuk memastikan pasokan daging, sayur-sayuran dan berbagai bahan makanan tambahan lainnya secara teratur pada waktu yang tepat."
Sepanjang tahun ini, Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir telah menyatakan Korea Selatan sebagai “musuh utama”, membuang lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi dan penjangkauan, dan mengancam perang atas “bahkan 0,001 mm” pelanggaran teritorial.
Seoul adalah salah satu sekutu regional utama Washington, dan Amerika Serikat menempatkan sekitar 27.000 tentara Amerika di Korea Selatan untuk membantu melindungi negara tersebut dari Pyongyang.
Korea Utara bulan ini memperingatkan bahwa Seoul dan Washington akan membayar “harga yang mahal” atas latihan militer gabungan mereka baru-baru ini, dan kemudian mengumumkan bahwa Kim telah mengarahkan unit artileri yang dikatakan mampu menyerang Ibu Kota Korea Selatan.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
Media pemerintah Korut, KCNA, pada Senin (25/3/2024) melaporkan Kim Jong-un melakukan inspeksi sambil menyerukan persiapan pertempuran yang lebih besar.
Hubungan antar-Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir, dengan militer Pyongyang baru-baru ini melakukan serangkaian uji coba senjata yang dilarang DK PBB, termasuk meluncurkan rudal balistik dan melakukan uji darat mesin rudal hipersonik tipe baru.
Kim Jong-un menginspeksi Seoul Ryu Kyong Su Guards 105th Tank Division pada hari Minggu, menurut KCNA dengan merilis foto-foto yang menunjukkan sang pemimpin sedang meninjau rencana serangan terhadap Korea Selatan.
“Divisi ini merupakan divisi pertama yang menyerang Seoul dan mengibarkan bendera DPRK di gedung DPR (Dewan Perwkilan Rakyat) boneka,” tulis KCNA.
DPRK adalah singkatan dari Democratic People's Republic of Korea, nama resmi negara Korea Utara. Sedangkan istilah boneka yang disebutkan KCNA mengacu pada Korea Selatan yang dipandang Korea Utara sebagai negara boneka Barat.
"Unit tank tersebut menunjukkan prestasi luar biasa dalam banyak pertempuran selama Perang Pembebasan Tanah Air di masa lalu," lanjut KCNA, mengacu pada Perang Korea tahun 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai—yang berarti kedua negara secara teknis masih berperang hingga sekarang.
"Kim mengawasi latihan unit tersebut dan menyatakan kepuasan besar bahwa awak tank telah mempersiapkan diri dengan baik dan menunjukkan keinginan kuat untuk memusnahkan musuh," imbuh laporan KCNA.
Kim Jong-un juga menyerukan lebih banyak “pendidikan ideologis” untuk membantu tentara melanjutkan pekerjaan baik mereka menyelesaikan persiapan perang dan meningkatkan kemampuan tempur.
Kekurangan pangan dilaporkan meluas di Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir, dan Kim Jong-un mengunjungi kafetaria unit tersebut dan mengawasi makanan para prajurit.
"Para pengawas harus selalu memberikan perhatian yang mendalam untuk lebih meningkatkan pola makan para petugas,” kata Kim Jong-un.
"Untuk memastikan pasokan daging, sayur-sayuran dan berbagai bahan makanan tambahan lainnya secara teratur pada waktu yang tepat."
Sepanjang tahun ini, Korea Utara yang mempunyai senjata nuklir telah menyatakan Korea Selatan sebagai “musuh utama”, membuang lembaga-lembaga yang berdedikasi pada reunifikasi dan penjangkauan, dan mengancam perang atas “bahkan 0,001 mm” pelanggaran teritorial.
Seoul adalah salah satu sekutu regional utama Washington, dan Amerika Serikat menempatkan sekitar 27.000 tentara Amerika di Korea Selatan untuk membantu melindungi negara tersebut dari Pyongyang.
Korea Utara bulan ini memperingatkan bahwa Seoul dan Washington akan membayar “harga yang mahal” atas latihan militer gabungan mereka baru-baru ini, dan kemudian mengumumkan bahwa Kim telah mengarahkan unit artileri yang dikatakan mampu menyerang Ibu Kota Korea Selatan.
Lihat Juga: 5 Negara Sahabat Korea Utara, Semua Musuh AS Termasuk Pemilik Bom Nuklir Terbanyak di Dunia
(mas)