5 Negara Muslim yang Pernah Berperang dengan Prancis
loading...
A
A
A
Mengutip Peace Research Center Prague, koalisi dipimpin Amerika Serikat dan terjun dalam Operasi Lapangan Gurun.
Pada perkembangannya, misi tersebut berubah menjadi operasi militer untuk membebaskan Kuwait dan lebih dikenal dengan nama Operasi Badai Gurun.
Operasi militer ini membawa kemenangan cepat bagi koalisi. Setelahnya, gencatan senjata pun ditetapkan oleh PBB pada 1991.
Maroko dan Prancis punya riwayat konflik berdarah dalam sejarah. Hal ini tak lain berkaitan dengan kolonisasi Prancis di Maroko tempo dulu.
Mengutip Al Jazeera, Prancis menandatangani Perjanjian Fes dengan Sultan Abdul Hafiz dari Maroko pada tahun 1912. Adapun isinya menjadikan Maroko sebagai protektorat Prancis.
Seiring waktu, kebencian anti kolonial warga Maroko terhadap Prancis semakin meningkat, terlebih ketika memasuki Perang Dunia II.
Melihat celah dari banyaknya negara bekas jajahan Eropa yang meraih kemerdekaan, Partai Istiqlal dibentuk guna mengeluarkan persiapan kemerdekaan Maroko.
Namun, perjuangan Maroko tidak mudah. Pada 1952, pemberontakan anti kolonial di Casablanca ditanggapi dengan kejam oleh otoritas Perancis. Mereka bahkan melarang sejumlah partai lokal dan mengasingkan Sultan Mohamed V ke Madagaskar.
Kendati begitu, semangat pejuang Maroko justru semakin membara. Setelah Mohamed V kembali ke Maroko, ia mendeklarasikan kemerdekaan pada 18 November 1955 dan secara resmi protektorat Perancis berakhir pada Maret 1956.
Pada riwayatnya, Mesir juga beberapa kali terlibat konflik dengan Prancis. Salah satu contohnya ketika momen Suez Crisis.
Pada perkembangannya, misi tersebut berubah menjadi operasi militer untuk membebaskan Kuwait dan lebih dikenal dengan nama Operasi Badai Gurun.
Operasi militer ini membawa kemenangan cepat bagi koalisi. Setelahnya, gencatan senjata pun ditetapkan oleh PBB pada 1991.
3. Maroko
Maroko dan Prancis punya riwayat konflik berdarah dalam sejarah. Hal ini tak lain berkaitan dengan kolonisasi Prancis di Maroko tempo dulu.
Mengutip Al Jazeera, Prancis menandatangani Perjanjian Fes dengan Sultan Abdul Hafiz dari Maroko pada tahun 1912. Adapun isinya menjadikan Maroko sebagai protektorat Prancis.
Seiring waktu, kebencian anti kolonial warga Maroko terhadap Prancis semakin meningkat, terlebih ketika memasuki Perang Dunia II.
Melihat celah dari banyaknya negara bekas jajahan Eropa yang meraih kemerdekaan, Partai Istiqlal dibentuk guna mengeluarkan persiapan kemerdekaan Maroko.
Namun, perjuangan Maroko tidak mudah. Pada 1952, pemberontakan anti kolonial di Casablanca ditanggapi dengan kejam oleh otoritas Perancis. Mereka bahkan melarang sejumlah partai lokal dan mengasingkan Sultan Mohamed V ke Madagaskar.
Kendati begitu, semangat pejuang Maroko justru semakin membara. Setelah Mohamed V kembali ke Maroko, ia mendeklarasikan kemerdekaan pada 18 November 1955 dan secara resmi protektorat Perancis berakhir pada Maret 1956.
4. Mesir
Pada riwayatnya, Mesir juga beberapa kali terlibat konflik dengan Prancis. Salah satu contohnya ketika momen Suez Crisis.