Trump soal Sanksi Pembelian S-400 Rusia: India Segera Tahu
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump mengatakan bahwa India akan segera mengetahui tentang keputusannya membeli sistem pertahanan S-400 Rusia senilai USD5 miliar. Washington dengan undang-undangnya, CAATSA, telah mengancam menjatuhkan sanksi pada negara mana saja yang membeli persenjataan Moskow.
CAATSA atau Countering America's Adversaries Through Sanctions Act disahkan awal tahun ini. Hanya Presiden Trump yang memiliki wewenang untuk pengabaian UU itu terhadap sebuah negara asing yang berbisnis senjata dengan Moskow.
Kesepakatan pembelian senjata pertahanan canggih itu diteken di New Delhi saat kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan pertemuan puncak tahunan dengan Perdana Menteri Narendra Modi.
Ditanya tentang kesepakatan antara New Delhi dan Moskow, Trump kepada wartawan di Oval Office Gedung Putih, mengatakan; "India akan segera tahu."
"India akan segera tahu," katanya lagi, seperti dikutip PTI, Kamis (11/10/2018). Ketika ditanya kapan, Trump menjawab; "Anda akan lihat. Lebih cepat dari yang Anda kira."
Menteri Luar Negeri Michael Pompeo juga ada di Oval Office ketika Presiden Trump menjawab pertanyaan tentang penerapan sanksi CAATSA.
Pompeo dan Menteri Pertahanan James Mattis sebelumnya berpendapat India masuk kategori pengabaian sanksi CAATSA. New Delhi merupakan salah satu mitra utama Washington.
Pekan lalu, Gedung Putih mengatakan sanksi CAATSA dimaksudkan untuk "menyapih" negara-negara seperti India dari peralatan militer Rusia.
"Pengabaian (CAATSA presidential) sempit, dimaksudkan untuk menyapih negara-negara dari peralatan Rusia dan memungkinkan untuk hal-hal seperti suku cadang untuk peralatan yang dibeli sebelumnya," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, tak lama setelah penandatanganan kontrak pembelian S-400 Rusia.
Kedutaan AS di New Delhi juga mengatakan bahwa CAATSA ditujukan terhadap Moskow dan tidak dimaksudkan untuk merusak kemampuan militer sekutu dan mitra AS.
CAATSA atau Countering America's Adversaries Through Sanctions Act disahkan awal tahun ini. Hanya Presiden Trump yang memiliki wewenang untuk pengabaian UU itu terhadap sebuah negara asing yang berbisnis senjata dengan Moskow.
Kesepakatan pembelian senjata pertahanan canggih itu diteken di New Delhi saat kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan pertemuan puncak tahunan dengan Perdana Menteri Narendra Modi.
Ditanya tentang kesepakatan antara New Delhi dan Moskow, Trump kepada wartawan di Oval Office Gedung Putih, mengatakan; "India akan segera tahu."
"India akan segera tahu," katanya lagi, seperti dikutip PTI, Kamis (11/10/2018). Ketika ditanya kapan, Trump menjawab; "Anda akan lihat. Lebih cepat dari yang Anda kira."
Menteri Luar Negeri Michael Pompeo juga ada di Oval Office ketika Presiden Trump menjawab pertanyaan tentang penerapan sanksi CAATSA.
Pompeo dan Menteri Pertahanan James Mattis sebelumnya berpendapat India masuk kategori pengabaian sanksi CAATSA. New Delhi merupakan salah satu mitra utama Washington.
Pekan lalu, Gedung Putih mengatakan sanksi CAATSA dimaksudkan untuk "menyapih" negara-negara seperti India dari peralatan militer Rusia.
"Pengabaian (CAATSA presidential) sempit, dimaksudkan untuk menyapih negara-negara dari peralatan Rusia dan memungkinkan untuk hal-hal seperti suku cadang untuk peralatan yang dibeli sebelumnya," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, tak lama setelah penandatanganan kontrak pembelian S-400 Rusia.
Kedutaan AS di New Delhi juga mengatakan bahwa CAATSA ditujukan terhadap Moskow dan tidak dimaksudkan untuk merusak kemampuan militer sekutu dan mitra AS.
(mas)