5 Alasan AS Takut dengan Perang Nuklir di Luar Angkasa
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat dan sekutunya, Jepang, mengusulkan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan negara-negara untuk tidak mengerahkan atau mengembangkan senjata nuklir apa pun di luar angkasa.
Rancangan resolusi tersebut tidak secara langsung menyebutkan nama Rusia, namun langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah penilaian intelijen AS mengatakan senjata antisatelit Moskow merupakan ancaman terhadap kemampuan luar angkasa AS. Washington khawatir ledakan ruang angkasa dapat mengakibatkan terganggunya komunikasi satelit militer AS.
Foto/Reuters
Bulan lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa Moskow sedang menciptakan senjata luar angkasa yang dirancang untuk menargetkan satelit AS.
Melansir Al Jazeera, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu membantah mengembangkan senjata semacam itu. “Kami selalu menentang dan sekarang menentang penempatan senjata nuklir di luar angkasa,” kata Putin bulan lalu.
“Kami hanya melakukan apa yang dilakukan negara lain di luar angkasa, termasuk Amerika Serikat.”
Pada hari Rabu, Rusia memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menggunakan satelit komersial untuk memata-matai setelah adanya laporan bahwa perusahaan Elon Musk, SpaceX, telah menandatangani kesepakatan dengan badan intelijen AS untuk membangun jaringan satelit mata-mata. Sistem seperti itu, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dapat “menjadi target sah untuk tindakan pembalasan”.
Foto/Reuters
“Penempatan senjata nuklir apa pun ke orbit bumi merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, berbahaya, dan tidak dapat diterima,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada hari Senin.
Mengutip film pemenang Oscar Oppenheimer pada hari Senin, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan “umat manusia tidak dapat bertahan jika ada sekuel dari Oppenheimer”.
“[Negara-negara] tidak boleh mengembangkan senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya yang dirancang untuk ditempatkan di orbit,” kata Sekjen PBB dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB, mengungkapkan keprihatinannya mengenai nuklirisasi ruang angkasa.
Rancangan resolusi tersebut tidak secara langsung menyebutkan nama Rusia, namun langkah tersebut dilakukan beberapa hari setelah penilaian intelijen AS mengatakan senjata antisatelit Moskow merupakan ancaman terhadap kemampuan luar angkasa AS. Washington khawatir ledakan ruang angkasa dapat mengakibatkan terganggunya komunikasi satelit militer AS.
5 Alasan AS dan Jepang Ingin Larang Perlombaan Senjata Nuklir di Luar Angkasa
1. Rusia Ingin Membuat Senjata Luar Angkasa
Foto/Reuters
Bulan lalu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa Moskow sedang menciptakan senjata luar angkasa yang dirancang untuk menargetkan satelit AS.
Melansir Al Jazeera, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu membantah mengembangkan senjata semacam itu. “Kami selalu menentang dan sekarang menentang penempatan senjata nuklir di luar angkasa,” kata Putin bulan lalu.
“Kami hanya melakukan apa yang dilakukan negara lain di luar angkasa, termasuk Amerika Serikat.”
Pada hari Rabu, Rusia memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menggunakan satelit komersial untuk memata-matai setelah adanya laporan bahwa perusahaan Elon Musk, SpaceX, telah menandatangani kesepakatan dengan badan intelijen AS untuk membangun jaringan satelit mata-mata. Sistem seperti itu, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dapat “menjadi target sah untuk tindakan pembalasan”.
2. Belum Pernah Terjadi Sebelumnya
Foto/Reuters
“Penempatan senjata nuklir apa pun ke orbit bumi merupakan hal yang belum pernah terjadi sebelumnya, berbahaya, dan tidak dapat diterima,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield pada hari Senin.
Mengutip film pemenang Oscar Oppenheimer pada hari Senin, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan “umat manusia tidak dapat bertahan jika ada sekuel dari Oppenheimer”.
“[Negara-negara] tidak boleh mengembangkan senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya yang dirancang untuk ditempatkan di orbit,” kata Sekjen PBB dalam pidatonya di Dewan Keamanan PBB, mengungkapkan keprihatinannya mengenai nuklirisasi ruang angkasa.