PM Irlandia yang Getol Bela Palestina Tiba-tiba Mundur, Ada Apa?

Kamis, 21 Maret 2024 - 10:30 WIB
loading...
A A A
"Saya tahu ini akan mengejutkan banyak orang dan mengecewakan beberapa orang, dan saya harap setidaknya Anda memahami keputusan saya. Saya tahu bahwa orang lain, bagaimana saya harus mengatakannya, akan menerima berita itu dengan baik. Itu adalah hal hebat tentang hidup dalam demokrasi," paparnya, tanpa merinci alasan di balik pengunduran dirinya, sebagaimana dikutip Fox News, Kamis (21/3/2024).

“Tidak ada waktu yang tepat untuk mengundurkan diri dari jabatan tinggi; namun, ini adalah saat yang paling tepat. Anggaran tahun 2024 telah selesai. Perundingan belum dimulai pada anggaran berikutnya. Lembaga-lembaga Perjanjian Jumat Agung telah bekerja kembali, dan hubungan perdagangan kami dengan Inggris di era pasca-Brexit sudah mapan dan stabil,” katanya.

“Alasan saya mengundurkan diri bersifat pribadi dan politis,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia akan tetap menjabat di Teachta Dála, atau majelis rendah Parlemen, untuk Dublin Barat.

“Politisi adalah manusia, dan kita mempunyai keterbatasan. Kita memberikan segalanya yang tidak bisa kita lakukan lagi, dan kemudian kita harus melangkah maju,” katanya.

"Saya tahu pasti akan ada spekulasi mengenai alasan sebenarnya dari keputusan saya. Itu saja. Saya tidak punya rencana lain. Saya tidak punya rencana apa pun. Saya tidak punya rencana pribadi atau politik yang pasti. Tapi saya sangat menantikan waktu untuk memikirkannya."

Varadkar, terakhir kali menyuarakan pembelaannya pada Palestina ketika melakukan pertemuan dengan Biden di Washington pada hari Minggu.

"Rakyat Gaza sangat membutuhkan makanan, obat-obatan dan tempat berlindung," kata Varadkar di Washington.

"Terutama mereka membutuhkan bom untuk menghentikan serangan," lanjut dia.

Dia mengatakan aspirasi rakyat Palestina untuk memiliki tanah air dan negara yang utuh di tanah nenek moyang mereka setara dengan keinginan Israel. Karenanya, lanjut Varadkar, rakyat Irlandia sangat prihatin dengan bencana yang "terjadi di depan mata" di Gaza.

"Kami melihat sejarah kami di mata mereka, sebuah kisah tentang pengungsian, perampasan, dan (yang mana) pertanyaan tentang identitas nasional ditolak," katanya, mengacu pada perjuangan Irlandia menentang pemerintahan Inggris.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1860 seconds (0.1#10.140)