Siapa Mohammad Mustafa? Kandidat Kuat PM Palestina yang Fokus Bangun Rekonsiliasi dengan Hamas

Kamis, 14 Maret 2024 - 22:22 WIB
loading...
Siapa Mohammad Mustafa?...
Mohammad Mustafa diperkirakan akan ditunjuk sebagai PM Palestina. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Ekonom dan mantan wakil perdana menteri Mohammad Mustafa diperkirakan akan ditunjuk sebagai perdana menteri (PM) Otoritas Palestina berikutnya oleh Presiden Mahmoud Abbas. Itu menjadi bagian dari rencana yang sedang berkembang untuk pemerintahan pascaperang di Gaza dan Tepi Barat.

Jabatan tersebut saat ini kosong setelah Mohammed Shtayyeh mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada bulan Februari untuk memberi jalan bagi pemerintahan teknokratis yang terdiri dari para ahli dan pengusaha.

Mustafa, yang bekerja di Bank Dunia selama 15 tahun dan menjadi wakil perdana menteri PA dari tahun 2013 hingga 2014, dikatakan mendapat dukungan dari sekutu dekatnya, Abbas.

Dikutip oleh The Times of Israel mengatakan Mustafa telah bertemu dengan calon anggota kabinet dalam beberapa pekan terakhir dan telah melakukan tur ke Washington.

Pengumuman tersebut diperkirakan akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang dan akan memulai sebuah proses yang dapat membuat Abbas, presiden PA yang sudah berkuasa selama 16 tahun, mundur.

Laporan bulan Januari dari The New York Times mengutip para pejabat Arab, Israel, dan AS yang membahas rencana Gaza pascaperang untuk mengalihkan kekuasaan dari Abbas ke perdana menteri baru, sehingga presiden hanya menjalankan peran seremonial.

Sepanjang masa jabatannya, Abbas yang berusia 88 tahun menjadi tidak populer di dalam negeri dan membuat diplomat internasional frustrasi atas ketidakmampuannya melaksanakan reformasi di Otoritas Palestina, yang telah lama dirundung tuduhan korupsi.



Selain itu, Abbas telah meninggalkan perekonomian Palestina dalam kesulitan yang membuat masyarakat di dalam negeri merasa tidak puas dan menghadapi kritik karena kolusinya dengan Israel.

Mustafa yang berpendidikan Amerika tidak bersekutu dengan Fatah atau Hamas dan karena itu netralitasnya menarik bagi tokoh-tokoh Palestina dan regional yang berharap untuk membentuk pemerintahan untuk menjembatani pemerintahan yang terpecah di Gaza dan Tepi Barat.

Namun para pengamat menunjukkan bahwa kedekatannya dengan presiden yang akan segera habis masa jabatannya dapat mengurangi upaya reformasi PA.

Ada harapan bahwa PA akan kembali memerintah Gaza dan Tepi Barat setelah partai Fatah pimpinan Abbas kehilangan kendali atas Gaza pada tahun 2007.

Para pejabat Fatah dan Hamas telah bertemu di Moskow dalam beberapa pekan terakhir untuk membahas langkah selanjutnya bagi persatuan Palestina, sementara Abbas dilaporkan berada di Turki dan Qatar untuk berkonsultasi.

Mustafa sebelumnya bekerja untuk pemerintah Saudi dan Kuwait dalam peran penasihat ekonomi dan saat ini mengepalai Dana Investasi Palestina, sebuah perusahaan investasi swasta yang berupaya memperkuat perekonomian lokal.

Diharapkan ia bisa menjadi tokoh yang mengikat untuk memulai pembangunan kembali Gaza setelah lima bulan pemboman Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pekan lalu, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengatakan bahwa rekonstruksi Gaza akan menelan biaya USD90 miliar.

(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Mengapa Hamas Menolak...
Mengapa Hamas Menolak Penunjukkan Hussein al-Sheikh sebagai Pengganti Mahmoud Abbas?
Siapa Hussein al-Sheikh?...
Siapa Hussein al-Sheikh? Calon Kuat Pemimpin Palestina yang Dituding sebagai Tangan Kanan Zionis
Hamas Kecam Pernyataan...
Hamas Kecam Pernyataan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas soal Tawanan Gaza
Presiden Otoritas Palestina...
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas Sebut Hamas Anak-anak Jalang
Jenderal Israel Ini...
Jenderal Israel Ini Mengeluh Dipecat dari Pasukan Cadangan karena Menyerukan Diakhiri Perang Gaza
Pemukim Ilegal Israel...
Pemukim Ilegal Israel Serbu Desa Badui di Tepi Barat
Presiden Kolombia Bandingkan...
Presiden Kolombia Bandingkan Kesulitan Warga Palestina dengan Penderitaan Yesus Kristus
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Penyebab Spanyol Blackout...
Penyebab Spanyol Blackout Masih Misteri, Ini Dugaannya
Rekomendasi
Deklarasi Raja Mobil...
Deklarasi Raja Mobil Listrik di PEVS 2025: BYD Klaim Kuasai 50 Persen Pasar BEV Indonesia
Korupsi Gerobak Kemendag,...
Korupsi Gerobak Kemendag, 2 Orang Didakwa Rugikan Negara Rp61,5 Miliar
Legenda Biliar Dunia...
Legenda Biliar Dunia Efren Reyes Guncang Jakarta! Menpora Dito Kagum Perkembangan Biliar Indonesia
Berita Terkini
Amnesty Tegaskan Israel...
Amnesty Tegaskan Israel Lakukan Genosida yang Disiarkan Langsung di Gaza
1 jam yang lalu
Trump Peringatkan Ukraina...
Trump Peringatkan Ukraina Bisa Runtuh dalam 3 Tahun Tanpa Kesepakatan Damai
2 jam yang lalu
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
8 jam yang lalu
Guru Australia dan Indonesia...
Guru Australia dan Indonesia Perkuat Hubungan
10 jam yang lalu
Iran Ancam Netanyahu:...
Iran Ancam Netanyahu: Setiap Aksi Permusuhan akan Dibalas dengan Respons Menghancurkan
11 jam yang lalu
Angkatan Udara Rusia...
Angkatan Udara Rusia Tembak Jatuh Jet Tempur Su-27 Ukraina
12 jam yang lalu
Infografis
Oarfish, Ikan Kiamat...
Oarfish, Ikan Kiamat yang Dikaitkan dengan Bencana Alam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved