Bagaimana Kondisi Gaza saat Bulan Ramadan? Dimulai dengan Kelaparan Parah
loading...
A
A
A
Keluarga di Gaza biasanya berbuka puasa setiap hari pada bulan puasa ini. Namun makanan yang tersedia sangat langka dan harganya terlalu mahal bagi banyak orang. Kondisi ini membuat banyak orang kesulitan membeli.
Dilansir dari Africa News, dalam rapat kabinet pekanan, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan, “Bulan Ramadan datang tahun ini, sementara rakyat kami di Jalur Gaza kelaparan dan mengalami pendarahan akibat kejahatan genosida yang terus berlanjut."
"Kami menantikan intervensi dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan kejahatan-kejahatan yang mengerikan ini, dan kami memohon kepada Tuhan untuk menjadikan hari-hari di bulan suci ini sebagai hari-hari di mana kejahatan-kejahatan ini berhenti dan aliran darah berhenti mengalir, dan menjadi hari yang cocok untuk menyelamatkan orang-orang yang lapar dan sakit dari bahaya yang mematikan" papar dia.
Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel mengatakan kondisi kelaparan di Gaza adalah akibat dari kebijakan Israel.
“Menurut Mahkamah Internasional, kelaparan dianggap sebagai kejahatan perang. Israel harus segera menghentikan segala bentuk pembantaian di Jalur Gaza dan berhenti membatasi bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa. Ini adalah noda moral yang akan tetap ada pada kita selama beberapa generasi,” ungkap kelompok tersebut.
Dikutip dari The Israel Times, Israel meningkatkan pasukan dan langkah-langkah keamanan di Yerusalem pada menjelang bulan suci Ramadan.
Para pejabat keamanan Israel khawatir kemarahan umat Islam atas perang Gaza dapat meningkat selama bulan Ramadan.
Hal ini tentunya akan memicu kerusuhan, terutama jika pemerintah Israel berusaha membatasi akses ke tempat suci Masjid Al-Aqsa atau Haram al-Sharif di Yerusalem, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci.
Kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh, menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab karena tidak mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Gaza, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan.
Hal ini menunjukkan jika Hamas punya niatan ingin menghentikan peperangan ini selama bulan Ramadan demi warga Palestina.
Dilansir dari Africa News, dalam rapat kabinet pekanan, Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh mengatakan, “Bulan Ramadan datang tahun ini, sementara rakyat kami di Jalur Gaza kelaparan dan mengalami pendarahan akibat kejahatan genosida yang terus berlanjut."
"Kami menantikan intervensi dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan kejahatan-kejahatan yang mengerikan ini, dan kami memohon kepada Tuhan untuk menjadikan hari-hari di bulan suci ini sebagai hari-hari di mana kejahatan-kejahatan ini berhenti dan aliran darah berhenti mengalir, dan menjadi hari yang cocok untuk menyelamatkan orang-orang yang lapar dan sakit dari bahaya yang mematikan" papar dia.
Dokter untuk Hak Asasi Manusia Israel mengatakan kondisi kelaparan di Gaza adalah akibat dari kebijakan Israel.
“Menurut Mahkamah Internasional, kelaparan dianggap sebagai kejahatan perang. Israel harus segera menghentikan segala bentuk pembantaian di Jalur Gaza dan berhenti membatasi bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa. Ini adalah noda moral yang akan tetap ada pada kita selama beberapa generasi,” ungkap kelompok tersebut.
Israel Tingkatkan Pasukan Keamanan
Dikutip dari The Israel Times, Israel meningkatkan pasukan dan langkah-langkah keamanan di Yerusalem pada menjelang bulan suci Ramadan.
Para pejabat keamanan Israel khawatir kemarahan umat Islam atas perang Gaza dapat meningkat selama bulan Ramadan.
Hal ini tentunya akan memicu kerusuhan, terutama jika pemerintah Israel berusaha membatasi akses ke tempat suci Masjid Al-Aqsa atau Haram al-Sharif di Yerusalem, yang dikenal oleh orang Yahudi sebagai Bukit Bait Suci.
Kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyeh, menganggap pendudukan Israel bertanggung jawab karena tidak mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata di Gaza, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan.
Hal ini menunjukkan jika Hamas punya niatan ingin menghentikan peperangan ini selama bulan Ramadan demi warga Palestina.