AS, Inggris, dan Prancis Tembak Jatuh 28 Drone Houthi setelah Kapal Perang Amerika Diserang
loading...
A
A
A
KAIRO - Pasukan Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Inggris menembak jatuh 28 drone milik kelompok Houthi di wilayah Laut Merah pada Jumat malam hingga Sabtu.
Itu terjadi setelah kelompok pemberontak Yaman itu menyerang kapal curah Propel Fortune dan kapal perang AS di wilayah tersebut.
Kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sejak November dalam apa yang mereka katakan sebagai kampanye solidaritas terhadap Palestina selama perang Israel melawan Hamas di Gaza.
Juru bicara militer kelompok itu Yahya Saree mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu bahwa mereka telah menargetkan kapal kargo. “Dan sejumlah kapal perang AS di Laut Merah dan Teluk Aden dengan 37 drone,” katanya.
Komando Pusat (CENTCOM)AS mengatakan militer AS dan pasukan koalisi telah menembak jatuh setidaknya 28 kendaraan udara tak berawak (UAV) di atas Laut Merah pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari.
“Tidak ada kapal Angkatan Laut AS atau Koalisi yang rusak dalam serangan itu dan juga tidak ada laporan kerusakan dari kapal komersial,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Minggu (10/3/2024).
Sebelumnya pada hari Sabtu, CENTCOM mengatakan militer menanggapi serangan skala besar terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden antara pukul 04.00 hingga 06.30 waktu setempat.
“UAV tersebut dimaksudkan untuk menghadirkan ancaman terhadap kapal dagang, Angkatan Laut AS, dan kapal koalisi di wilayah tersebut,” lanjut CENTCOM dalam sebuah postingan di X.
Sebuah kapal perang dan jet tempur Prancis juga menembak jatuh empat drone tempur yang bergerak menuju kapal Angkatan Laut milik misi Aspides Eropa di wilayah tersebut, kata militer Prancis.
“Tindakan defensif ini secara langsung berkontribusi pada perlindungan kapal kargo True Confidence, di bawah bendera Barbados, yang diserang pada 6 Maret dan sedang ditarik, serta kapal komersial lainnya yang transit di daerah tersebut,” katanya.
Prancis memiliki kapal perang di wilayah tersebut serta pesawat tempur di pangkalannya di Djibouti dan Uni Emirat Arab.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan kapal perangnya; HMS Richmond, telah bergabung dengan sekutu internasional dalam memukul mundur serangan pesawat tak berawak Houthi semalam, dan mengatakan tidak ada korban luka atau kerusakan.
“Tadi malam, HMS Richmond menggunakan rudal Sea Ceptor untuk menembak jatuh dua drone penyerang—berhasil menangkis serangan ilegal lainnya oleh Houthi yang didukung Iran,” kata Menteri Pertahanan Grant Shapps.
“Inggris dan sekutu kami akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi kebebasan navigasi.”
Pada hari Rabu, tiga pelaut tewas dalam serangan rudal oleh Houthi terhadap kapal True Confidence yang dioperasikan Yunani, yang merupakan korban sipil pertama sejak kelompok tersebut memulai serangannya pada rute pelayaran utama.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) juga membenarkan telah terjadi upaya penyerangan terhadap Propel Fortune berbendera Singapura.
Perusahaan pelayaran terkait melaporkan dua ledakan di sekitar kapal curah tersebut, namun semua awak kapal selamat dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya.
Menurut sumber, Propel Fortune kemungkinan besar menjadi sasaran karena data kepemilikan AS yang sudah ketinggalan zaman, kata UKMTO dalam pernyataannya.
Saree mengatakan Houthi akan melanjutkan serangan mereka sampai agresi Israel berhenti dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Itu terjadi setelah kelompok pemberontak Yaman itu menyerang kapal curah Propel Fortune dan kapal perang AS di wilayah tersebut.
Kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden sejak November dalam apa yang mereka katakan sebagai kampanye solidaritas terhadap Palestina selama perang Israel melawan Hamas di Gaza.
Juru bicara militer kelompok itu Yahya Saree mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Sabtu bahwa mereka telah menargetkan kapal kargo. “Dan sejumlah kapal perang AS di Laut Merah dan Teluk Aden dengan 37 drone,” katanya.
Komando Pusat (CENTCOM)AS mengatakan militer AS dan pasukan koalisi telah menembak jatuh setidaknya 28 kendaraan udara tak berawak (UAV) di atas Laut Merah pada Jumat malam hingga Sabtu dini hari.
“Tidak ada kapal Angkatan Laut AS atau Koalisi yang rusak dalam serangan itu dan juga tidak ada laporan kerusakan dari kapal komersial,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Minggu (10/3/2024).
Sebelumnya pada hari Sabtu, CENTCOM mengatakan militer menanggapi serangan skala besar terhadap kapal-kapal di Laut Merah dan Teluk Aden antara pukul 04.00 hingga 06.30 waktu setempat.
“UAV tersebut dimaksudkan untuk menghadirkan ancaman terhadap kapal dagang, Angkatan Laut AS, dan kapal koalisi di wilayah tersebut,” lanjut CENTCOM dalam sebuah postingan di X.
Sebuah kapal perang dan jet tempur Prancis juga menembak jatuh empat drone tempur yang bergerak menuju kapal Angkatan Laut milik misi Aspides Eropa di wilayah tersebut, kata militer Prancis.
“Tindakan defensif ini secara langsung berkontribusi pada perlindungan kapal kargo True Confidence, di bawah bendera Barbados, yang diserang pada 6 Maret dan sedang ditarik, serta kapal komersial lainnya yang transit di daerah tersebut,” katanya.
Prancis memiliki kapal perang di wilayah tersebut serta pesawat tempur di pangkalannya di Djibouti dan Uni Emirat Arab.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan kapal perangnya; HMS Richmond, telah bergabung dengan sekutu internasional dalam memukul mundur serangan pesawat tak berawak Houthi semalam, dan mengatakan tidak ada korban luka atau kerusakan.
“Tadi malam, HMS Richmond menggunakan rudal Sea Ceptor untuk menembak jatuh dua drone penyerang—berhasil menangkis serangan ilegal lainnya oleh Houthi yang didukung Iran,” kata Menteri Pertahanan Grant Shapps.
“Inggris dan sekutu kami akan terus mengambil tindakan yang diperlukan untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi kebebasan navigasi.”
Pada hari Rabu, tiga pelaut tewas dalam serangan rudal oleh Houthi terhadap kapal True Confidence yang dioperasikan Yunani, yang merupakan korban sipil pertama sejak kelompok tersebut memulai serangannya pada rute pelayaran utama.
Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) juga membenarkan telah terjadi upaya penyerangan terhadap Propel Fortune berbendera Singapura.
Perusahaan pelayaran terkait melaporkan dua ledakan di sekitar kapal curah tersebut, namun semua awak kapal selamat dan kapal tersebut melanjutkan perjalanan ke pelabuhan berikutnya.
Menurut sumber, Propel Fortune kemungkinan besar menjadi sasaran karena data kepemilikan AS yang sudah ketinggalan zaman, kata UKMTO dalam pernyataannya.
Saree mengatakan Houthi akan melanjutkan serangan mereka sampai agresi Israel berhenti dan pengepungan terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dicabut.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(mas)