Eks Duta Besar AS: Israel Mirip Ku Klux Klan Lakukan Hukuman Mati Massal di Gaza
loading...
A
A
A
Ini bukan pertama kalinya Freeman, yang menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Arab Saudi, dan di Departemen Luar Negeri dan Pertahanan AS dalam berbagai kapasitas, mengkritik keras tindakan Israel di Gaza.
Desember lalu, dia menuduh rezim kolonial apartheid Israel melakukan pogrom (pembantaian) terhadap rakyat Palestina.
Meski masih diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel terus melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 30.800 warga Palestina telah terbunuh, dan 72.298 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.
Ini menjadi eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948.
Israel mengatakan 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober. Media Israel kemudian menerbitkan laporan yang menunjukkan banyak warga Israel terbunuh pada hari itu karena tembakan tentara Israel sendiri.
Desember lalu, dia menuduh rezim kolonial apartheid Israel melakukan pogrom (pembantaian) terhadap rakyat Palestina.
Genosida di Gaza Berlanjut
Meski masih diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel terus melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 30.800 warga Palestina telah terbunuh, dan 72.298 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.
Selain itu, 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.
Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.
Ini menjadi eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948.
Israel mengatakan 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober. Media Israel kemudian menerbitkan laporan yang menunjukkan banyak warga Israel terbunuh pada hari itu karena tembakan tentara Israel sendiri.