Eks Duta Besar AS: Israel Mirip Ku Klux Klan Lakukan Hukuman Mati Massal di Gaza

Jum'at, 08 Maret 2024 - 17:15 WIB
loading...
Eks Duta Besar AS: Israel...
Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) Charles Freeman. Foto/X/@UsefulIdiotpod
A A A
WASHINGTON - Mantan Duta Besar Amerika Serikat (AS) Charles Freeman mengkritik keras dukungan AS terhadap perang di Gaza. Dia membandingkan Israel dengan Ku Klux Klan (KKK).

Diwawancarai Katie Halper dan Aaron Mate dalam podcast ‘Useful Idiot’ pada Rabu (6/3/2024), Freeman mengatakan argumen pertama yang digunakan Amerika Serikat untuk membenarkan dukungannya terhadap Israel adalah bahwa “kami berbagi nilai-nilai”.

“Yah, Israel menunjukkan nilai-nilai Ku Klux Klan, dan saya tidak menganut nilai-nilai itu,” tegas dia.

“Maksud saya, pada dasarnya apa yang terjadi di Gaza adalah hukuman mati massal tanpa pengadilan,” ungkap Freeman.



Freeman juga mempertanyakan logika yang memandang Israel sebagai “aset strategis”.

“Tetapi saya belum pernah mendengar orang menggambarkan dampaknya bagi kita selain membuat kita mendapat masalah,” papar mantan duta besar AS tersebut.

“Pertanyaan yang mereka ajukan adalah, apakah Israel punya hak untuk hidup? Itu pertanyaan yang aneh karena memang ada. Namun menurut saya pertanyaan itu kini digantikan di sebagian besar dunia dengan pertanyaan: apakah Israel layak untuk ada?” tanya dia.

“Dapatkah dunia benar-benar menjaga hubungan normal dengan negara yang berperilaku mengabaikan hukum internasional dan dengan cara yang tidak manusiawi?” papar dia.

Ini bukan pertama kalinya Freeman, yang menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Arab Saudi, dan di Departemen Luar Negeri dan Pertahanan AS dalam berbagai kapasitas, mengkritik keras tindakan Israel di Gaza.

Desember lalu, dia menuduh rezim kolonial apartheid Israel melakukan pogrom (pembantaian) terhadap rakyat Palestina.

Genosida di Gaza Berlanjut


Meski masih diadili di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tuduhan genosida terhadap warga Palestina, Israel terus melancarkan perang yang menghancurkan di Gaza sejak 7 Oktober.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, 30.800 warga Palestina telah terbunuh, dan 72.298 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, 7.000 orang belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza, dengan sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, dekat perbatasan dengan Mesir.

Ini menjadi eksodus massal terbesar di Palestina sejak Nakba 1948.

Israel mengatakan 1.200 tentara dan warga sipil tewas dalam Operasi Badai Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober. Media Israel kemudian menerbitkan laporan yang menunjukkan banyak warga Israel terbunuh pada hari itu karena tembakan tentara Israel sendiri.

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1529 seconds (0.1#10.140)