Denuklirisasi Lambat, Trump Batalkan Kunjungan Pompeo ke Korut
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump membatalkan kunjungan Menteri Luar Negeri Michael "Mike" Pompeo ke Korea Utara (Korut). Trump kecewa karena denuklirisasi di Semenanjung Korea berjalan lambat.
"Saya telah meminta Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk tidak pergi ke Korea Utara, pada saat ini, karena saya merasa kami tidak membuat kemajuan yang cukup sehubungan dengan denuklirisasi Semenanjung Korea," tulis Trump di Twitter, Sabtu (25/8/2018).
Trump meyakini, negara komunis yang dipimpin Kim Jong-un itu belum cukup bertindak untuk melucuti senjata nuklirnya. Padahal, menurut presiden AS itu, Kim Jong-un membuat komitmen untuk denuklirisasi ketika melakukan pertemuan bersejarah di Singapura Juni lalu.
Pengumuman Trump ini muncul muncul hanya beberapa hari setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebagai pengawas nuklir PBB, merilis laporan yang mengatakan bahwa Korea Utara belum menghentikan sepenuhnya kegiatan nuklirnya.
"Kelanjutan dan pengembangan lebih lanjut dari program nuklir DPRK dan pernyataan terkait oleh DPRK adalah penyebab keprihatinan serius," kata IAEA dalam laporan yang diterbitkan Senin. DPRK adalah singkatan dari Democratic People's Republic of Korea, nama resmi negara Korut.
Pernyataan Trump kerap berubah-ubah. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Senin lalu, dia menyatakan bahwa Korea Utara telah mengambil langkah spesifik menuju denuklirisasi. Dia juga melihat Kim Jong-un akan segera bernegosiasi lebih lanjut dengannya.
Kunjungan Pompeo ke Korut sedianya akan menjadi kunjungan keempat. Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan bahwa Pompeo tidak dijadwalkan bertemu dengan Kim Jong-un dalam rencana kunjungannya.
"Saya telah meminta Menteri Luar Negeri Mike Pompeo untuk tidak pergi ke Korea Utara, pada saat ini, karena saya merasa kami tidak membuat kemajuan yang cukup sehubungan dengan denuklirisasi Semenanjung Korea," tulis Trump di Twitter, Sabtu (25/8/2018).
Trump meyakini, negara komunis yang dipimpin Kim Jong-un itu belum cukup bertindak untuk melucuti senjata nuklirnya. Padahal, menurut presiden AS itu, Kim Jong-un membuat komitmen untuk denuklirisasi ketika melakukan pertemuan bersejarah di Singapura Juni lalu.
Pengumuman Trump ini muncul muncul hanya beberapa hari setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sebagai pengawas nuklir PBB, merilis laporan yang mengatakan bahwa Korea Utara belum menghentikan sepenuhnya kegiatan nuklirnya.
"Kelanjutan dan pengembangan lebih lanjut dari program nuklir DPRK dan pernyataan terkait oleh DPRK adalah penyebab keprihatinan serius," kata IAEA dalam laporan yang diterbitkan Senin. DPRK adalah singkatan dari Democratic People's Republic of Korea, nama resmi negara Korut.
Pernyataan Trump kerap berubah-ubah. Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Senin lalu, dia menyatakan bahwa Korea Utara telah mengambil langkah spesifik menuju denuklirisasi. Dia juga melihat Kim Jong-un akan segera bernegosiasi lebih lanjut dengannya.
Kunjungan Pompeo ke Korut sedianya akan menjadi kunjungan keempat. Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan bahwa Pompeo tidak dijadwalkan bertemu dengan Kim Jong-un dalam rencana kunjungannya.
(mas)