Siapa Manuel Rocha? Diplomat AS yang Mengaku Menjadi Mata-mata Kuba selama 4 Dekade
loading...
A
A
A
Namun, apa sebenarnya yang dilakukan Rocha untuk membantu Kuba sebagian besar belum diungkapkan oleh otoritas federal. Biro Investigasi Federal dan penyelidik Departemen Luar Negeri telah menilai kerusakan yang mungkin terjadi, yang mungkin memakan waktu bertahun-tahun.
Pada hari Kamis, Rocha dibelenggu di tangan dan pergelangan kaki ketika hakim pengadilan distrik AS Beth Bloom bertanya apakah dia ingin mengubah pengakuan bersalahnya. “Saya setuju,” katanya.
Sebagai imbalannya, jaksa setuju untuk membatalkan 13 dakwaan termasuk penipuan kawat dan membuat pernyataan palsu.
Kejatuhan Rocha bisa berujung pada hukuman penjara yang lama setelah dia mengatakan dia akan mengakui tuduhan federal berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah asing.
Dalam kasus kontra intelijen pada umumnya, terdakwa didakwa melakukan spionase. Namun, Rocha dituduh melakukan kejahatan yang lebih ringan yaitu menjadi agen asing dengan hukuman maksimal antara lima dan 10 tahun penjara.
Kesepakatan pembelaan mencakup hukuman yang disepakati, kata jaksa penuntut dan pengacara Rocha. Namun rinciannya tidak diungkapkan di pengadilan pada hari Kamis. Rocha kembali ke pengadilan pada 12 April, saat dia kemungkinan besar akan dijatuhi hukuman.
Berita tentang kesepakatan pembelaan ini muncul beberapa jam setelah janda seorang pembangkang terkemuka Kuba yang tewas dalam kecelakaan mobil misterius mengajukan tuntutan hukum kematian yang tidak wajar terhadap mantan diplomat tersebut.
Hubungan AS dan Kuba tegang selama lebih dari 60 tahun sejak Castro dan tim revolusioner bersenjatanya menggulingkan kediktatoran yang didukung AS.
Pemerintah AS mencoba menyingkirkan Castro setelahnya melalui apa yang disebut invasi Teluk Babi, dan melalui berbagai upaya pembunuhan selama beberapa dekade berikutnya.
Pada tahun 1962, Kuba mengizinkan Uni Soviet untuk secara diam-diam memasang rudal nuklir, yang terdeteksi oleh pengawasan AS. Krisis Rudal Kuba ini menimbulkan ketegangan selama 13 hari, membawa AS dan Uni Soviet di ambang perang nuklir.
4. Agen yang Tidak Mengaku Bersalah
Pada pertengahan Februari, Rocha mengaku tidak bersalah.Pada hari Kamis, Rocha dibelenggu di tangan dan pergelangan kaki ketika hakim pengadilan distrik AS Beth Bloom bertanya apakah dia ingin mengubah pengakuan bersalahnya. “Saya setuju,” katanya.
Sebagai imbalannya, jaksa setuju untuk membatalkan 13 dakwaan termasuk penipuan kawat dan membuat pernyataan palsu.
Kejatuhan Rocha bisa berujung pada hukuman penjara yang lama setelah dia mengatakan dia akan mengakui tuduhan federal berkonspirasi untuk bertindak sebagai agen pemerintah asing.
Dalam kasus kontra intelijen pada umumnya, terdakwa didakwa melakukan spionase. Namun, Rocha dituduh melakukan kejahatan yang lebih ringan yaitu menjadi agen asing dengan hukuman maksimal antara lima dan 10 tahun penjara.
Kesepakatan pembelaan mencakup hukuman yang disepakati, kata jaksa penuntut dan pengacara Rocha. Namun rinciannya tidak diungkapkan di pengadilan pada hari Kamis. Rocha kembali ke pengadilan pada 12 April, saat dia kemungkinan besar akan dijatuhi hukuman.
Berita tentang kesepakatan pembelaan ini muncul beberapa jam setelah janda seorang pembangkang terkemuka Kuba yang tewas dalam kecelakaan mobil misterius mengajukan tuntutan hukum kematian yang tidak wajar terhadap mantan diplomat tersebut.
5. Akan Mengungkap Penetrasi Kuba Lebih Dalam
Peter Lapp, yang mengawasi kontra intelijen FBI terhadap Kuba antara tahun 1998 dan 2005, mengatakan bahwa penyelesaian cepat kasus ini tidak hanya menguntungkan warga Rocha yang lanjut usia tetapi juga pemerintah, yang akan belajar banyak tentang penetrasi Kuba dalam lingkaran kebijakan luar negeri AS.Hubungan AS dan Kuba tegang selama lebih dari 60 tahun sejak Castro dan tim revolusioner bersenjatanya menggulingkan kediktatoran yang didukung AS.
Pemerintah AS mencoba menyingkirkan Castro setelahnya melalui apa yang disebut invasi Teluk Babi, dan melalui berbagai upaya pembunuhan selama beberapa dekade berikutnya.
Pada tahun 1962, Kuba mengizinkan Uni Soviet untuk secara diam-diam memasang rudal nuklir, yang terdeteksi oleh pengawasan AS. Krisis Rudal Kuba ini menimbulkan ketegangan selama 13 hari, membawa AS dan Uni Soviet di ambang perang nuklir.