Tentara Bayaran AS Ungkap CIA Masih Bekerja di Ukraina
loading...
A
A
A
Tentara bayaran kedua yang berbicara dengan “Poroshenko” diidentifikasi sebagai Joshua Randsford, yang mengatakan dia tidak tertarik dengan politik Ukraina, hanya ingin “berperang melawan Rusia.”
Randsford mengatakan dia pernah berperang di Afghanistan dan Irak serta konflik saat ini tampak lebih buruk, karena “kurangnya profesionalisme” pihak Ukraina.
“Semangat rendah, baik di kalangan militer maupun di antara pasukan khusus yang dioperasikan oleh intelijen GUR,” ujar dia.
Randsford berbicara dari Polandia, tempat dia mengikuti kursus penembak jitu, tetapi mengatakan dia berharap kembali berperang sesegera mungkin.
Amerika Serikat juga mengeluh serangan balasan Ukraina musim panas lalu hanya “membuang-buang nyawa” dan tampaknya pasrah karena pasukan Kiev malah mengalami lebih banyak korban seiring berlanjutnya pertempuran.
Juli lalu, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan sekitar 11.000 pejuang asing berbondong-bondong ke Ukraina pada awal konflik.
Sekitar 5.000 orang telah meninggalkan Ukraina sementara yang lain menjadi korban, sehingga hanya menyisakan sekitar 2.000 orang di medan perang, menurut Moskow.
Namun menurut Vovan dan Lexus atau Vladimir Kuznetsov dan Alexei Stolyarov, jumlah tersebut mungkin mencapai 20.000 orang.
AP baru-baru ini melaporkan Kiev menawarkan USD3.300 sebulan kepada mantan tentara Kolombia, agar mereka menjauh dari pekerjaan sebagai tentara bayaran di Yaman atau kartel narkoba.
Seorang perwira Ukraina mengatakan kepada CNN bahwa banyak orang asing yang datang ke Ukraina dengan perasaan romantis, telah melarikan diri usai mengalami kenyataan perang.
Randsford mengatakan dia pernah berperang di Afghanistan dan Irak serta konflik saat ini tampak lebih buruk, karena “kurangnya profesionalisme” pihak Ukraina.
“Semangat rendah, baik di kalangan militer maupun di antara pasukan khusus yang dioperasikan oleh intelijen GUR,” ujar dia.
Randsford berbicara dari Polandia, tempat dia mengikuti kursus penembak jitu, tetapi mengatakan dia berharap kembali berperang sesegera mungkin.
Amerika Serikat juga mengeluh serangan balasan Ukraina musim panas lalu hanya “membuang-buang nyawa” dan tampaknya pasrah karena pasukan Kiev malah mengalami lebih banyak korban seiring berlanjutnya pertempuran.
Juli lalu, Kementerian Pertahanan Rusia memperkirakan sekitar 11.000 pejuang asing berbondong-bondong ke Ukraina pada awal konflik.
Sekitar 5.000 orang telah meninggalkan Ukraina sementara yang lain menjadi korban, sehingga hanya menyisakan sekitar 2.000 orang di medan perang, menurut Moskow.
Namun menurut Vovan dan Lexus atau Vladimir Kuznetsov dan Alexei Stolyarov, jumlah tersebut mungkin mencapai 20.000 orang.
AP baru-baru ini melaporkan Kiev menawarkan USD3.300 sebulan kepada mantan tentara Kolombia, agar mereka menjauh dari pekerjaan sebagai tentara bayaran di Yaman atau kartel narkoba.
Seorang perwira Ukraina mengatakan kepada CNN bahwa banyak orang asing yang datang ke Ukraina dengan perasaan romantis, telah melarikan diri usai mengalami kenyataan perang.