Perangi ISIS, Saudi Sumbang Rp1,4 Triliun ke Koalisi Global

Jum'at, 17 Agustus 2018 - 17:39 WIB
Perangi ISIS, Saudi Sumbang Rp1,4 Triliun ke Koalisi Global
Perangi ISIS, Saudi Sumbang Rp1,4 Triliun ke Koalisi Global
A A A
RIYADH - Pemerintah Arab Saudi menyumbangkan dana USD100 juta (Rp1,4 triliun) untuk Koalisi Global guna memerangi kelompok Islamic State (ISIS). Dana sumbangan itu juga ditujukan untuk mendukung proyek-proyek stabilisasi di wilayah Suriah timur laut yang telah dibebaskan dari kelompok teroris.

Dana dari Riyadh itu tercatat sebagai kontribusi terbesar bagi Koalisi Global Anti-ISIS yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Mengutip laporan kantor berita negara Saudi, SPA, Jumat (17/8/2018), sumbangan Riyadh juga sebagai implementasi dari janji yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir pada Konferensi Koalisi Global Anti-ISIS pada 12 Juli 2018 di Brussels.

Kontribusi besar Riyadh ini akan memainkan peran penting dalam upaya koalisi guna merevitalisasi berbagai kawasan yang dihancurkan kelompok radikal tersebut seperti kawasan Raqqa.

Aliansi militer internasional untuk memerangi ISIS itu dibentuk pada tahun 2014. Sebanyak 77 negara, termasuk Saudi, ikut bergabung di dalamnya.

Sementara itu, AS menyambut kontribusi dana USD100 juta dari Riyadh untuk Koalisi Global dan untuk membantu menstabilkan wilayah Suriah bekas pendudukan ISIS.

"Kontribusi signifikan ini sangat penting untuk stabilisasi dan upaya pemulihan awal dan datang pada saat yang penting," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

Menurut departemen itu, wilayah kekuasaan ISIS di Suriah sudah berkurang hingga 400 mil persegi (1.000km persegi). Hampir 150.000 orang telah kembali ke kota Raqqa setelah kelompok militan itu melarikan diri.

Departemen itu juga menyerukan kepada mitra dan sekutu AS untuk melakukan bagian mereka dalam upaya membantu mewujudkan stabilitas dan keamanan yang lebih besar ke wilayah-wilayah Suriah.

"Stabilisasi dan program pemulihan awal sangat penting untuk memastikan ISIS tidak dapat muncul kembali dan menggunakan Suriah sebagai basis untuk mengancam orang-orang di wilayah tersebut atau merencanakan serangan terhadap komunitas internasional," imbuh pernyataan Departemen Luar Negeri Amerika.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4268 seconds (0.1#10.140)