AS Berlakukan Sanksi Keras, Khamenei: Iran Jangan Khawatir!

Kamis, 09 Agustus 2018 - 02:49 WIB
AS Berlakukan Sanksi Keras, Khamenei: Iran Jangan Khawatir!
AS Berlakukan Sanksi Keras, Khamenei: Iran Jangan Khawatir!
A A A
TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mencoba menenangkan rakyat di negara itu setelah Amerika Serikat (AS) membelakukan sanksi kerasnya kembali terhadap Teheran. Dia mengatakan, Iran jangan khawatir sama sekali dengan tindakan Washington.

Presiden AS Donald Trump telah memperingatkan bank dan perusahaan di seluruh dunia untuk tidak berbisnis dengan Iran. Jika peringatan itu diabaikan, maka bank dan perusahaan tersebut tidak akan bisa berbisnis dengan Washington.

"Sehubungan dengan situasi kami, jangan khawatir sama sekali. Tidak ada yang bisa berbuat apa-apa," kata Khamenei yang dilansir di webiste resminya.

"Mereka bisa yakin. Tidak ada keraguan tentang itu," lanjut Khamenei, seperti dikutip Reuters, Kamis (9/8/2018).

Para pejabat AS mengatakan dalam beberapa pekan terakhir bahwa mereka bertujuan menekan negara-negara di seluruh dunia untuk berhenti membeli minyak dari Iran. Tekanan Washington itu sebagai upaya untuk memaksa Teheran menghentikan program nuklir dan rudalnya dan berhenti terlibat dalam konflik regional di Suriah dan Irak.

"Ini adalah sanksi paling menggigit yang pernah diberlakukan," kata Presiden Trump pada hari Selasa lalu.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan pada hari Rabu bahwa rencana AS untuk mencekik ekspor minyak Iran ke titik nol tidak akan berhasil.

"Jika orang-orang Amerika ingin menyimpan ide yang sederhana dan tidak mungkin ini dalam pikiran mereka, mereka juga harus tahu konsekuensinya," kata Zarif.

"Mereka tidak bisa berpikir bahwa Iran tidak akan mengekspor minyak dan yang lain akan mengekspor," imbuh diplomat Teheran tersebut.

Presiden Iran Hassan Rouhani pada Juli lalu mengisyaratkan bahwa Teheran akan menutup Selat Hormuz jika AS berusaha mematikan ekspor minyak Iran. Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran minyak utama dunia.

Presiden AS Donald Trump menanggapi pernyataan Rouhani itu dengan melontarkan peringatan keras, di mana Iran akan menghadapi konsekuensi mengerikan jika terus mengancam Amerika Serikat.

"Amerika telah mengumpulkan ruang perang melawan Iran," kata Zarif. "Kita tidak bisa terlibat dalam konfrontasi dengan Amerika dengan jatuh ke perangkap ruang perang ini dan bermain di medan perang," imbuh dia.

Bulan lalu, Trump menawarkan untuk bertemu dengan para pemimpin Iran. Namun, Teheran menolak berunding selama sanksi diberlakukan terhadap negeri para Mullah tersebut.

Pada hari Rabu, Rouhani dalam pertemuan dengan diplomat Korea Utara mengatakan bahwa Amerika tidak dapat dipercaya.

"Hari ini, Amerika diidentifikasi sebagai negara yang tidak dapat diandalkan dan tidak dapat dipercaya di dunia, yang tidak mematuhi kewajibannya," kata Rouhani.

Sanksi AS diberlakukan 90 hari setelah Trump menarik AS keluar dari perjanjian nuklir Iran 2015 yang bernama resmi Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).

JCPOA ditekan Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) tahun 2015. Dalam perjanjian itu, Iran bersedia mengekang program nuklirnya. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo internasional yang menyengsarakan rakyat Teheran selama bertahun-tahun akan dicabut.

Namun, sejak AS di bawah kendali kekuasaan Donald Trump, Washington keluar atau mengkhianati perjanjian tersebut pada Mei 2018. Setelah keluar dari JCPOA 2015, AS memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran. Tindakan itu dikecam banyak pihak, terutama Iran dan penandatangan perjanjian nuklir.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2947 seconds (0.1#10.140)